Tidak Bisa Menjahit sih, tapi maunya Bikin Bunga dari Pita, Hunting Toko Alat Jahit
Selama tiga bulan pertama
di Tulungagung tanpa aktivitas benar-benar membuatku mati kutu. Film dan
buku-buku sudah menjadi pelampiasan yang makin hari semakin membosankan. Jangan
harap aku mendapatkan kumpulan drama-drama korea di sini, tiba-tiba aku kangen
dengan sahabatku di Jogja yang dengan senang hati akan berbagi drama-dramanya
yang bajibun, siap dilalap dalam dua minggu saat penat dari kuliah. Begitu juga buku, owh iya tentang buku, bisa
jadi satu bab ulasan buku lain lagi. Nah... setelah berbulan-bulan tanpa makna
hidup yang jelas selain masak dan bersih-bersih kontraan kecilku, tiba-tiba
bangun tidur aku mendapatkan ide untuk membuat bunga-bunga dari kain pita yang
cantik.
Setelah melakukan riset
melalui berbagai sumber di internet, aku mengumpulkan gambar-gambar bunga pita
yang menurutku bagus dan sederhana. Kemudian akhir pekan aku sengaja ikut suami
ke kantornya agar bisa mendapatkan aliran wifi lebih lancar dari pada di rumah
yang hanya mengandalkan hapeku tercinta. Aku search berbagai macam tutorial
membuat bunga dari pita,, dan hanya mendapatkan sedikit, tapi yang sedikit itu
dicoba dulu lah. Gambar contoh dapat, tutorial sudah dapat dan kemudian
eksekusi belanja dimana aku bisa mendapatkan bahan-bahannya.
Karena aku tidak punya
seseorang yang kutanyakan tentang toko-toko di Tulungagung, secara hidup di
kontraan yang sebagian besar penghuninya juga pendatang, maka Google menjadi
referensi setiaku. Untungnya banyak dari masyarakat Tulungagung yang rajin
menulis ulasan tentang kotanya termasuk hal-hal seperti ini,,,,, #dan sekarang
gantian aku mau nulis hohohoho...
Terdapat salah satu toko
jahit tulungagung yang mempunyai website, yakni Toko Ultra. Aku bisa melihat
beberapa koleksinya, meskipun nggak semua ditampilin di situ, tapi okelah,
setidaknya aku tahu di mana yang aku tuju. Setelah berputar-putar menggunakan
GPS #cieee ciee kayak mau nyari sarang teroris ajah.... , akhirnya kami
menemukan toko ini dalam kondisi Tutup!! Upzzz... hari minggu toko ini non
aktip. Owh ya aku lupa memberi catatan di ulasan tentang toko-toko di
Tulungagung. Di hari minggu, sebagian besar toko akan tutup, yang terlihat di
sepanjang jalan besar tengah kota (selain jalan Basuki Rahmat) akan terlihat
sangat lengang, karena sebagian besar toko dan aktivitas perdagangan tidak ada.
Berbeda dengan kota lain bukan, yang akhir pekan justru segala toko dan
diskon-diskonnya akan memenuhi jalan raya.
Kita skip dulu tentang
Toko Ultra.
Karena tutup, maka
pencarian kami untuk toko jahit lainnya pun berlanjut. Salah satu yang paling
banyak direkomendasikan adalah Toko Sidodadi. Toko ini terletak dekat dengan
pusat kota, yang aku maksud pusat kota adalah alun-alun Tulungagung. Hmmm, ini
juga bisa jadi sesi lain untuk tulisanku, tunggu ya.... upz.. lanjutin. Nah,
toko Sidodadi ini buka sangat pagi untuk toko sejenisnya, kalau warung sayuran
atau pasar panteslah buka jam 6 pagi atau paling telat jam 7, nah toko ini
setengah 7 saja sudah buka dan bertahan hingga malam nanti. Waktu kami melihat
pertama kali, ta terbayang bagaimana toko ini bisa menjadi toko paling populer
dibanding Gunung Jaya maupun Ultra yang lebih
modern dalam penataan maupun jumlah koleksi. Pagi itu, penjaganya mas-mas muda
ganteng umur 16an mungkin sedang membersihkan permukaan rak-rak kaca. Pertama
kali aku masuk tidak tahu harus kemana aku melihat, karena semuanya serasa
penuh. Terdapat rak kaca yang biasanya untuk menyimpan koleksi bros seperti
etalase. Tapi rak ini dipenuhi dengan nampan-nampan yang bertumpuk berisi
beragam macam kancing. Nampan-nampan ini tertumpuk ta beraturan dari ujung
depan hingga belakang toko. Dan aku tidak tahu mana yang bagus karena hampir
semua nampak berdebu. Di atas rak ini, terdapat plastik putih menggantung yang
berisi berbagai macam bunga kain kecil-keci, daun palsu, dan renda-renda.
Karena plastiknya buram, jadi tidak nampak jelas apa isi di dalamnya, aku perlu
waktu persekian detik. Tapi meskipun begitu hampir semua ada di sini, beragama
koleksi lace dan renda dengan harga paling murah dan mahal ada di sini, kancing
dan manik-manik. Sayangnya, koleksinya nampak kuno dan warnanya juga sangat
ngejreng, aku selalu kesulitan dimana aku bisa mendapatkan yang kuinginkan.
Seperti toko lainnya, pembeli harus menunggu untuk dilayani. Karena aku tidak
paham isi toko ini, maka aku harus memberitahu apa yang aku butuhkan. Padahal,
sebagian besar caraku belanja adalah melihat koleksi penjual dan memilih apa
yang aku beli. Kalau soal kebutuhan apa, kadang aku tidak tahu apa kebutuhanku
sampai aku melihat sesuatu dan kupikir bisa menjadi “sesuatu”. Dan aku pun
galau ketika ditanya mau beli apa di toko ini.
Aku melihat manik-manik,
dan aku bertanya manik-manik yang lebih indah dari ini, jawabannya tidak ada.
Manik-manik yang aku lihat adalah yang biasa dipakai untuk tasbih, dan aku
mencati manik-manik yang mirip dengan pearl. Mataku beredar di rak kayu yang
terletak di belakang petugas yang melayaniku meminta agar menunjukkan beberapa
koleksi rendanya, dan aku tidak bisa menjelaskan renda seperti apa yang
kuinginkan, dan saat kulihat koleksinya aku tidak bisa melanjutkan pencarianku
di sini. Pembeli yang lain masih sibuk memilih dan dilayani, masih ada pembeli
lain yang juga segera dilayani petugas yang melayaniku. Aku putus asa dan hanya
melihat putik bunga. Aku pun hanya membeli itu dan keluar. Owh ya, di salah
satu sisi toko ini juga menjual perlengkapan kecantikan cukup lengkap. Hanya
saja aku tidak terlalu suka riasan, jadi aku tidak melihat-lihat lebih jauh.
Kembali ke Toko Ultra,
setelah menunggu beberapa hari akhirnya aku bisa mengunjungi toko ini.
Penampilan toko ini sangat meyakinkan, dengan cat putih dan benda-benda tertata
dengan rapi sehingga bisa dilihat oleh pembeli dengan mudah. Rak-rak
diklasifikasikan dengan baik, dari kiri berisi beragam peniti, dan selanjutnya
diisi oleh pita-pita dan punga-bunga kecil untuk hiasan pakaian, dan beragam
warna kain flanel yang sudah dipotong seukuran 30 sentimeter. Kemudian rak-rak
itu di sebelah kanan dari pintu masuk diisi oleh beragam jenis kancing dari
yang biasa-biasa saja, berkilauan, bahkan yang dari kayu dan kain. Adapun rak
di bawah kancing-kancing itu, diisi dengan beragam renda dan lace. Di atas rak,
digantung beragam macam resleting dari beragam warna dan ukuran. Dari semua hal
yang terlihat rapi dan indah itu, aku tidak menemukan ukuran pita yang
kuharapkan. Pita yang kulihat di dalam tutorial adalah pita berukuran lebar 4
cm atau 5 cm, sedangka pita yang dijual paling besar hanya selebar 2,5 cm atau
1 inc. Dengan ukuran tersebut, aku tetap membeli dan menggunakannya untuk bahan
percobaan. Dan hingga sekarang, aku selalu kembali ke toko ini untuk membeli
kebutuhan bunga-bungaku.
Namun aku tetap tidak
puas hingga aku belum bisa menemukan pita dengan lebar yang kuinginkan. Tanpa
sengaja aku melihat jajaran pita itu di depan toko alat jahit kecil di jalan
Basuki Rahmat (anama jalan ini sudah kusebut dua kali, karena memang jalan ini
adalah jalan paling ramai di Kota Tulungagung, ke mana pun akan selalu melewati
jalan ini yang terletak di tengah kota. Akhirnya aku menemukan pita itu dengan
berbagai warna, harganya sekitar 17.000 per gulung. Hingga pada saatnya, aku
mendapatkan satu toko bernama Toko Gunung Jaya, yang lebih dekat dari tempat
tinggalku menjualnya hanya denganharga 7.000 per gulung. Jaaauuhh lebih murah
dan jumlah warna yang lebih banyak di sini. Begitu juga harga lem yang dipakai
dengan glue gun. Hanya saja kelebihan Kancingku, mereka memiliki koleksi renda
yang lebih baik dari dua lainnya.
Gunung Jaya merupakan pusat grosir alat jahit di Tulungagung, semua perlengkapan jahit tersedia di sini dan jualnya juga dengan grosiran, tidak bisa eceran bijian. di sini pula, mereka menyediakan mesin jahit, yang tidak ada di toko alat jahit lainnya.
Gunung Jaya merupakan pusat grosir alat jahit di Tulungagung, semua perlengkapan jahit tersedia di sini dan jualnya juga dengan grosiran, tidak bisa eceran bijian. di sini pula, mereka menyediakan mesin jahit, yang tidak ada di toko alat jahit lainnya.
Nah... setidaknya ada empat toko alat jahit, Ultra, Sidodadi, Kangcingku dan Gunung Jaya, tempat aku membeli pita-pita cantikku.
Sampai di sini dulu, see
you soon.
Artikel keren gan. Saya penjual motor
BalasHapus