Kota Kecil Berbioskop
Aq mulai kembali menulis
catatan harian ini. Sejak hampir setahun umur pernikahanku dan sepanjang itu
juga aku mulai bertempat di Tulungagung. Kota kecil ini jauh dari bayanganku
bahwa aku akan menetap di sini. Aku bahkan tidak pernah mendengar nama kota ini
sebelumnya.
Seperti biasa, aku
menulis ditemani oleh hujan. Sudah aku bilang berulang kali bahwa aku sangat
menyukai hujan dengan segala kenangan manis buruknya. Hujan yang mempertemukan
dengan takdirku satu demi satu. Hujan pula yang membawa aku hanyut hingga pada
detik ini aku menulis kembali catatanku. #halah...
Sore yang indah di
Tulungagung. Bagaimana cara aku mendiskripsikannya. Kota ini kecil. Sangat
kecil dibanding dengan kota-kota lain yang pernah aku singgahi, mungkin karena
aku juga hanya sedikit kota yang aku singgahi. Hanya butuh setengah jam untuk
muter-muter kota sampai kamu kembali di titik yang sama, atau bahkan kamu hanya
akan menemukan jalan yang sama setiap kali berputar. Seperti Iran, kota ini
tidak menerima perusahaan freencise dari amerika. Tidak ada McD tidak ada KFC
tidak ada Pizza tidak ada Mall seperti Matahari, tidak ada Carrefour, tidak ada
Hypermart tidak ada IndoGrosir, tidak hanya mall.. satu pun! Kalo indomaret dan
alfamart masih ada lah... walaupun hanya
di pusat-pusat kecamatan.
Tapi satu hal yang
membuat surprise, di kota yang nggak ada mall ini, masih ada bioskop kecil.
Namanya juga kecil, tidak sebesar 21 apa lagi XXI atau Eplaza dan bioskop Giant
lainnya... yang kakimu bisa slonjor dan bergerak bebas saat nonton. Bioskop ini
kecil tapi juga nggak kecil-kecil banget sehingga seram seperti bioskop zaman
dahulu kala yang katanya sering di bawahnya ada tikus berkeliaran ketika kita
asyik nonton film-film mesra.... #sssttt kita? Kamu kaleee. Upz... kembali ke
bioskop. Bioskop ini kecil tapi meskipun
kecil film yang diputar tidak kalah populer dan cepat seperti yang ditayangkan
di bioskop-bioskop. Apa yang diputar di
XXI juga dalam waktu yang sama juga sudah diputar di sini.... meskipun biasanya
waktu pemutaran tidak terlalu lama, kecuali film-film yang benar2 sangat
populer. Bioskop ini hanya diputar jika minimal penontonnya 5 orang. Dan jangan
salah, mendapatkan lima orang agar bisa menonton film tidaklah mudah, kamu
harus berdoa menyebut nama Tuhanmu ribuan kali agar doamu terkabul. Dan jangan
lupa menyebut judul filmnya tepat di depan pintu gerbang bioskop. Apalagi jika
ternyata film yang kamu sukai tidak sepopuler film yang diputar lainnya,
sehingga membuatku harus patah hati saat berharap tamu yang datang nonton film
yang sama dengan yang kamu tonton.
Ingat 5 penonton!! Film
diputar 4 kali sehari di tiga studio. Tapi asyiknya jika penonton sedikit, kamu
bisa memilih tempat duduk sendiri, dan serasa memiliki ruang bioskop pribadi...
hahahahahaha #membayangkan dengan gagah nongkrong bawa popocorn di tangan kanan
dan minuman di tangan kiri duduk nyaman nonton Intersteler. Iya,
Intersteller... film ini yang sangat tenar di ujung dunia manapun, tidak laku
di sini. Suamiku harus menunggu tiga orang lagi agar bisa menontonnya dan
menunggu hampir dua jam menunggu pemutaran film selanjutnya. Hohohoho... tapi
jangan salah, film yang sering laris di sini adalah Film Indonesia bergenre
religious dan action komedi. Selain itu
juta film-film hollywood yang ke-hero2an gitu... jadi akan sulit nemu film
drama bagus di sini, mending cari di Yifi. Yang jelas bioskop ini bersih.
Bersih kog... tempat duduknya juga cukup nyaman.gambar dan suaranya juga oke.
Kenapa bioskop? Karena
aku suka menonton film. Separah apa pun kota itu, jika ada bioskop sediki
berkuranglah kegundahanku akan sepinya kota ini... hohohoho..
Lanjut lagi ke cerita
lain tentang Tulungagung...
Artikel keren gan. Saya penjual motor
BalasHapus