Bikin Rak Buku dari Lemari Baju Bekas
Kayu merupakan benda yang paling disukai suamiku. Tentu saja setelah bebek goreng. Yupz, dia hobi bertukang. Bikin meja. Bikin rak. Bikin tempat pita. Apa aja , apa yang aku minta. Atau kalau aku sudah mulai ngomel karena berantakan. Maka dia akan membuatkan aku storage dari kayu dengan dua senjata yakni jiqsaw dan bor.
lemari dimiringkan dan siap dibelah. bismillah.. |
Bagiku, rak buku adalah masterpiece keduanya, setelah sebelumnya membuat lemari untuk peralatan dapur. Suami membuat rak buku dari lemari sejenis olimpic bekas. Secara aku tidak menyukai model lemarinya (dulu beli karena uangnya hanya cukup buat beli yang model itu.. hahahahaha). Lemari dua pintu ini berwarna hitam, terdiri dari 4 bagian, yakni tempat menggantungkan baju, dua tempat untuk baju yang dilipat, dan juga ruang penyimpanan.
Kenapa aku tidak suka lemari ini? Tinggi ruang penyimpanan baju lipat terlalu tinggi. Sehingga membuat susah jika ingin mengambil baju. Secara saking tingginya jadi mudah roboh lipatan bajunya. Selain itu, baju kami semakin banyak sehingga tidak memungkinkan untuk disimpan di lemari itu.
kayu disipakan dan diukur ketinggiannya |
Aku lebih memilih menggunakan lemari buku untuk menyimpan baju hihi... Lemari bukuku terdiri atas 12 kolom dengan ukuran panjang masing-masing 40 cm. Persoalannya, karena jumlah buku lebih banyak dari muatan raknya, maka aku buat deh satu kolom terisi dua sap buku. Jadinya, buku yang di dalam tidak terlihat kan... hanya buku di layer terdepan yang nampak. Padahal jika aku buat lemari pakaian, dengan kolom sebanyak itu aku akan mudah mengatur baju-baju sesuai dengan jenisnya, seperti baju resmi, kaus, baju santai, rok, celana, jilbab dan lain-lain.
Proyek ini pun didukung karena kami pindahan ke kontrakan lama ke kontraan baru. Hehehehe. Agar buku terpajang semua dan ruang tamu yang cenderung sempit maka furniture juga harus menyesuaikan. Setelah pengukuran ruangan, ternyata pas dengan ide kami untuk menyulap lemari pakaian menjadi rak buku. Hehehe
Pertama. Lepaskan dulu daun pintu dan segala aksesoris di dalamnya. Agar mudah untuk dibelah. Suami sengaja tidak mengambil sekat/sap dalam lemari akan tidak goyah saat dibelah.
Kedua, lemari pakaian dibelah menjadi dua. Bukan atas bawah ya.. tapi sisi depan dan sisi belakang. Pisahkan. Sulit memang tapi bukan berarti tidak mungkin. Kenapa harus dibelah? Kenapa tidak langsung saja dipasang rak tambahan? Karena lebar lemari ini sama dengan rak buku sebelumnya, yang artinya terlalu ke dalam. Walaupun tidak banyak buku yang kita miliki, tapi dengan menyisakan ruang dalam rak, akan mengundang kumpulan debu.
Rak sengaja dibelah agar ukuran lebarnya menjadi kecil. Hanya 20 cm dan itu pas untuk lebar satu buku. Dengan demikian, rak buku akan memuat lebih banyak buku dengan keuntungan semua buku dapat terpajang tanpa diumpetin bagian belakang.
Ketiga, siapkan sap atau rak. Kayu-kayu ini dapat beli di toko limbah kayu. Di Tulungagung, suami berlangganan kayu di toko dekat penjara, Jl. Pahlawan Rejoagung Kedungwaru. Cari kayu yang kuat tapi ringan. Di toko ini, kayu dijual kiloan. Juga menerima jasa pemotongan lo.... Kemudian, potong kayu sesuai dengan lebar rak lemari. Ingat, ada dua sisi lemari, kanan dan kiri.
Keempat. Ukur ketinggian rak yang diinginkan. Agar penempatan buku lebih efisien, kami mengklasifikasikan tinggi buku. Kesimpulannya, dibutuhkan 4 ketinggian berbeda, yakni 22 cm untuk buku kecil, 26 cm untuk buku sedang, 30 cm untuk jilidan A4, dan juga 40 cm untuk map. Dengan begini, tidak ada ruang yang terbuang.
Kelima, pasang masing-masing sap. Pastikan presisi dan tidak miring ya..
Keenam, bagian tersulit yakni membuat kaki rak. Agar tidak oleng karena lebar hanya 20 cm, maka harus membuat siku, memasang kaki yang ada lapisan karetnya, dan juga kami mengikat lemari di dinding. Hahahaha...
Sip itu lah, semoga dapat menginspirasi.
1 komentar: