Taman Bunga di tengah Sapi

20.29 Unknown 1 Comments


Bunga krisan  sisa pasca  panen

Liburan empat hari di Bulan Mei, kami memilih di rumah saja, karena suamiku sedang demam selama hampir seminggu. Tapi, suasana berubah di sabtu pagi, sehari sebelum liburan selesai. Bangun-bangun dia ngajak jalan-jalan, ke gunung pula, padahal kondisinya masih kurang fit tapi tetep milih gunung. Oke lah.. lokasi yang mungkin mirip daerah wisata pegunungan seperti Bandungan di Semarang atau Kaliurang di Yogyakarta adalah desa-desa di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Kami hanya mengandalkan beberapa tulisan di google untuk mencari lokasi strategis yang bisa dikunjungi.
bibit bunga yang baru saja ditanam
Kecamatan Sendang terletak di sebelah utara Kabupaten Tulungagung, kami memilih memulainya perempatan Jepun ke timur, melewati terminal, jembatan lembu peteng masih ke timur hingga sampai ke pertigaan Kalangbret ambil kanan. Ikuti jalan ini sampai perempatan cuwiri dan lurus saja.. (arah ke utara jadinya ya,,,) sampai pada pertigaan Karangrejo, tanda-tandanya di pojok pertigaan ada yang jualan duren hehehe... ambil kiri lanjutin aja perjalanan, nanti anda akan dengan mudah tahu kapan saatnya memasuki wilayah Kecamatan Sendang. Karena, setiap memasuki desa, Anda akan mendapatkan gerbang melengkung yangmenginformasikan lokasi dimana Anda berada.
Tulisan tentang taman bunga di Sendang sudah cukup banyak di internet, mungkin itu yang membuat Anda juga ingin mengunjunginya, seperti saya. Kami pun mengikuti jalan sampai di wilayah Desa Sendang Kecamatan Sendang, setelah Kantor Kecamatan Sendang akan ada pertigaan, jika lurus anda akan menuju Pesanggrahan Argo Wilis, sedangkan jika belok kiri akan ada banyak tempat yang bisa dikunjungi, seperti taman bunga, candi, air terjun dan wisata kuliner.  
Mencari taman bunga ini tidak mudah, karena ada sekitar lima kilo meter yang harus dilewati dengan jalan kecil berbatu dan berlubang, tepatnya di Desa Geger Kecamatan Sendang. Memang ada beberapa jalan bagus, tapi lubang jalan yang di tengah tanjakan-tanjakan benar-benar bikin harus ekstra hati-hati. Lebar jalan juga sempit, sehingga jika berpapasan dengan mobil akan sulit memberi ruang untuk kendaraan anda. Owh ya, di sepanjang jalan, anda akan melihat banyak kandang sapi. Sebagian besar penduduk setempat memang beternak sapi perah, bahkan mereka memiliki koperasi tani yang baik untuk mengelola susu hasil ternak sapi. Menariknya, di tengah banyaknya kandang sapi ini, kita bisa melihat banyak green house yang digunakan untuk budidaya bunga.
arena green house penuh bibit bunga
Setelah kurang lebih lima kilometer dari pertigaan koramil pusat kecamatan tadi, akan ada plang yang tertulis “taman bunga” baik di sisi kiri maupun kanan jalan. Kami memilih salah satu dari plang itu, dan memasuki jalan kecil menanjak yang berujung pada green house. Lokasinya nyaman dengan pemandangan bukit-bukit di belakang green house dan rumah-rumah lainnya. Terdapat empat green house yang ditata seperti terasering, dua di bawah dan dua di atas. Memang, di sepanjang jalan, karena lokasi tanah yang naik turun, maka para petani menata tanamannya secara terasering, seperti padi, jagung, bahkan tebu. Bunga yang dibudidayakan adalah bunga krisan. Di greenhouse yang paling dekat dengan tempat kami parkir motor, sebagian besar bunganya masih nampak, sisa panenan, meskipun sebagian yang lain juga sudah hampir bersih.
Di samping green house, terdapat rumah petani budidaya bunga ini, kami beruntung sempat ngobrol, karena cuaca hujan kami pun numpang berteduh di rumahnya. Petani itu bercerita bahwa green house budidaya bunga ini adalah milik kelompok tani yang terdiri atas 40 orang, namun hanya empat orang yang mengurus budi dayanya, itu pun yang bertempat tinggal di sekitar green house. Dengan melalui kelompok tani, green house bisa dibangun. Untuk tempat pertumbungan bunga memerlukan ruang khusus, dan menghabiskan biaya yang sangat besar. Awalnya budidaya bunga ini cukup berhasil, hanya saja selama satu tahun terakhir hasilnya kurang bagus. Hal itu karena bibit yang dia beli dari Jombang kurang bagus dibanding dengan bibit yang sebelumnya dia gunakan dari Pasuruan. Pembelian bibit ini melalui supplayer bibit langganan beberapa petani di wilayah ini, yang menyebabkan dia tidak memiliki pilihan lain untuk mendapatkan bibit yang baik. Selain masalah bibit, cuaca satu tahun terakhir juga tidak bagus. Bunga memerlukan panas merata untuk membantu perkembangannya, sayangnya akhir-akhir ini curah hujan sangat tinggi, sehingga jumlah sinar matahari pun berkurang. Hasil panen sangat sedikit, batangnya kecil, dan bunga juga tidak mekar sempurna.
Biasanya bunga dapat dipanen dalam jangka waktu tiga bulan sekali, dan dapat menghasilkan sampai 1.000 batang. Namun, tahun ini hanya menghasilkan 600-an batang dan dengan rentang waktu panen lebih lama sekitar empat sampai lima bulan. Sebagian besar hasil panen ini dijual di wilayah Surabaya untuk keperluan dekorasi pernikahan.
Sebelumnya, daerah ini memang tidak terdapat budidaya bunga seperti sekarang, budi daya bunga baru dimulai sejak tiga tahun lalu. Awalnya terdapat gereja yang membutuhkan bunga dalam jumlah besar hampir setiap hari. Geraja harus mencarinya ke Malang atau ke Surabaya untuk mendapatkannya. Kemudian, pihak gereja mengusulkan untuk membuat budidaya bunga, melihat lokasi desa di Kecamatan Sendang ini berpotensi untuk budidaya bunga. Nah, mulai berkembanglah budidaya ini, tidak hanya untuk dipanen tapi juga sebagai salah satu lokasi pariwisata yang dikunjungi.
nggak sempat moto sapinya tapi oke lah di sini tempat susu siap dikirim ke pabrik
Petani bunga ini juga bercerita kalau sebelumnya dia memiliki sapi untuk diternak, tetapi beternak sapi memerlukan tenaga dan waktu yang sangat banyak. Keuntungan beternak sapi perah baru dapat diperoleh jika minimal memiliki lima sapi, tetapi itu pun harus dibarengi dengan kerja keras untuk memberi makan sapi, memerah dan membersihkan kandang sapi. Hal itu yang menurutnya sangat berat dilakukan sendirian untuk saat ini, sehingga dia memilih untuk menjadi petani bunga.
Kembali ke landscape greenhouse bunga yang aku kunjungi. Karena bunga dipanen setiap tiga bulan sekali, jadi panen pun dapat bergantian dari empat greenhouse yang ada. Satu greenhouse paling dekat parkir sudah pasca panen, satu greenhouse di atasnya sedang masa semai. Petani membeli bibit bunga berusia beberapa minggu yang tinggi tanamannya mungkin sekitar 20 sampai 30 cm. Bibit ini ditanam dan ditata dengan rapi di tanah yang sudah disiapkan yang dipetak-petak menggunakan tali. Di green house ketiga, berupa tanah yang baru saja dibersihkan dan siap tanam, sedangkan di green house ke empat, batang bunga sudah tinggi dan kuncup-kuncup bunga siap mekar tinggal menunggu dua tingga minggu lagi.
bunga krisan putih sisa panen...
Nah... sampai di sini dulu hasil jalan-jalanku ... see you...

Aku menyukai bunga, dari krisan-krisan di taman bunga, aku buatkan sulaman bunga krisanku... so inspired ...

1 komentar: