Mentari, Bunga Matahari, dan Kamu



Tiap melewati halaman berbunga itu
Ada rupa yang terus tersenyum
Membagi cerita dalam kehampaan halaman bergelar
Membuka hayalan dan harapan

Mentari di pagi
Bunga matahari di sore
Warna kuning menjadi cahaya
Kamu membawanya dalam genggaman tangan

Namun di jalan yang berbeda
Aku melihatnya terbakar
Berbeda seperti biasanya
Terpuruk dalam cahaya

Doa menjadi sulut
Saat dua rumpun bunga berbeda nasib



Persepsi Indonesia tentang Yahudi


Sekarang lagi rame-ramenya tuh orang mengambil sikap dukungan terhadap Palestina. Nah, saya mau tanya. Menurut Anda, kenapa Anda mendukung Palestina? Karena Islam? karena Yahudi? Karena Islam harus melawan Yahudi? karena Yahudi adalah musuh Islam yang jahat? Hmmm...

Bagi saya sendiri yang awam tentang konflik Israel dan Palestina, sepanjang persoalan tersebut dilihat dengan kacamata Yahudi-Islam maka akan sangat sulit diselesaikan. Tapi kenapa Indonesia harus standing with Palestina, karena sebagaimana Indonesia miliki dalam pembukaan UUD 1945, bahwa segala penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Diskusi ini masih menyambung tentang pemahaman kita tentang Yahudi. 
cober buku ini didapat dari henrymakow.com

Menurut saya, penting untuk melihat lebih jernih dan detail agar kita tidak terlalu mudah mengkonsumsi hal-hal yang bersifat konspirasi. Hahahaha.. iya konspirasi... sebagaimana cuplikan ini dalam kata pengantar buku Ayat-ayat Setan Yahudi yang dikutip oleh Pak Martin dalam artikelnya:

Hampir setiap peristiwa besar di dunia berjalan mengikuti tuntutan The Elders of Zion ini. Peperangan, kemerosotan, revolusi, naiknya biaya hidup, dan keresahan berlarut-larut, wujud nyata mengangkangi dunia melalui pintu belakang

Siapa yang tidak menyukai konspirasi. Cara terbaik untuk menyalahkan orang lain dari pada mengevaluasi kerja diri sendiri. Martin Van Bruinessen setelah menjelaskan tentang hubungan anti-semitisme dan Zionisme, masih dalam satu catatan yang sama, mengatakan bahwa sebagian besar pemahaman Muslim di Indonesia tentang Yahudi sangat bersifat konspiratif karena saking kuatnya pengaruh buku Protokol-protokol Para Sesepuh Zion.

Dia menyebutkan artikel maupun buku-buku yang banyak dipakai untuk membentuk persepsi tentang Yahudi. Di tahun 1993, Panji Masyarakat dan Al Muslimun menulis laporan khusus tentang Yahudi dan Zionisme yang pada waktu itu dalam konteks pasca perjanjian perdamaian antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina. Buku Protokol-protokol dijadikan bukti “kejahatan” Israel. 

Sebelumnya ketika Yahudi belum begitu populer di Indonesia, buku itu dianggap sebagai kitab suci ketiga Umat Yahudi setelah Kitab Perjanjian lama (Taurat) dan Talmud oleh Prof. Dr. Ahmad Shalaby, guru besar dari Mesir yang sempat mengajar di Indonesia pada tahun 1950-an dalam bukunya Perbandingan Agama: Agama Yahudi.

Ini juga yang menurutku sebagai kritik terhadap buku-buku mata kuliah Perbandingan Agama. Sebagian yang kita baca adalah pengetahuan dan pengalaman umat agama lain yang dituliskan dengan kaca mata umat Islam. Hasilnya, apa yang sudah menjadi konsep atau paradigma kita terhadap suatu pengetahuan, kita paksakan kepada bentuk pengetahuan yang lain. Apa yang kita sebut dengan agama, pengertian dan konsepnya, kita gunakan untuk memahami agama lain. Tetapi, jika kita meminta ulama agama lain untuk mengajar atau menjelaskan tentang agamanya, maka sebagian orang akan bilang sebagai pendidikan yang menjurus pada pemurtadan atau paling tidak liberal. Hehehehe...

Oke kembali pada persepsi kita tentang Yahudi. Saya hanya sekali bertemu dengan orang yang mengakui sebagai Yahudi baik beretnis Yahudi atau beragama Yahudi tetapi bukan orang Israel. Saya pikir, she is nice, seperti manusia yang saya kenal lainnya. Mungkin juga karena saya sendiri sebelumnya tidak membaca hal-hal yang membuat saya curiga dengan Yahudi. hehehe... Bahkan, saya memiliki seorang guru keturunan Yahudi dari pihak ayah, warganegara Amerika, tetapi dia memilih untuk beragama Katolik. She is nice too, dan sangat cantik. Justru dalam pikiran saya, mengapa di dalam Al Quran terdapat ayat yang mengatakan “walan tardha ánkal yahudu wa lannashara hatta tattabia millatuhum”.

Setelah saya pelajari ayat tersebut, misalnya Quraish Shihab menegaskan bahwa ayat ini tidak dapat dijadikan bukti dasar bahwa Ahl-Kitab berusaha untuk meng-Kristen-kan Umat Islam apalagi, me-Yahudi-kannya. Redaksi tersebut menggambarkan keputusasaan menyangkut kemungkinan ahl al-kitab memeluk Agama Islam. Dan Quraish Shihab juga terus mengulang dalam tafsirnya Al Misbah, ayat tersebut bukan berbicara tentang semua Ahl al-Kitab. Begitu juga, Dia menggarisbawahi bahwa ayat-ayat di atas berbicara tentang orang Yahudi dan Nasrani yang hidup pada masa rasul, keadaan sesudahnya tidak harus sama kan dengan masa lalu kan......

Jadi mengapa persepsi kita harus tegas tentang nasionalitas dan agama? Karena jika kita terus melihatnya sebagai konflik antar agama, jika kita percaya bahwa selamanya Islam dan yahudi adalah musuh bebuyutan, maka bagaimana kita dapat membayangkan sebuah solusi damai. Akan sangat berbeda dengan kajian mendalam tentang kekuatan dan strategi Zionisme (ingat sekali lagi bedakan dengan konspirasi yang berlandaskan emosi dan gambaran perang kosmik), negara Israil, orang zionis atau siapapun sukarelawannya tentu saja memiliki strategi yang luar biasa dalam merealisasikan tujuannya. Pak Martin merekomendasikan dua buku yakni Findlay 1985 dan Mearsheimer & Walt 2007, yang akan menunjukkan bagaimana kemampuan Zionis mempengaruhi pendapat umum dan kebijakan negara-negara dunia.

Kalau anda benar-benar mendukung Palestina, maka bukan Yahudi yang harus Anda benci apalagi diperangi. Satu penolakan akan melahirkan perpecahan baru. Sama seperti Anda tidak suka Belanda, bukan karena agamanya, tapi karena tindakan penjajahan pada rakyat Indonesia. Kalau sudah tidak menjajah lagi, masak iya kita akan tetep benci Belanda selamanya...  

Martin Van Bruinessen Bicara tentang Yahudi


Saya tidak habis pikir terdapat dua hal saling bermusuhan tapi bisa jadi sekutu. Anti-semitisme dan Zionisme ini saling bermusuhan tapi saling membutuhkan satu dengan yang lain.  Bingung? Oke. Saya juga. Mari kita bahas.

Jadi begini, Martin Van Bruinessen (2013) dalam salah satu catatannya menjelaskan tentang bagaimana Muslim memandang Yahudi saat ini. Persepsi tentang Yahudi sangat dipengaruhi distorsi sejarah yang memang parah, level hoaxnya tidak hanya dikonsumsi oleh satu satu negara, tapi sudah sampai hampir seluruh dunia. 
gambar ini dari amazon.co

Pemahaman itu muncul dari sebuah buku yang dikenal dengan Protokol-protokol Para sesepuh Zion atau dalam versi arabnya Al-Maka`id Al-Yahudiyah. Buku ini dicetak pertama di Rusia sebagai suatu mobilisasi antisemitisme, sebagai bentuk propoganda anti -Yahudi. Namun, yang terjadi adalah gerakan penolakan terhadap perubahan sosial akibat dari modernisasi.

Secara pada waktu itu, modernisasi telah mengikis tradisi-tradisi yang telah memberikan previlage pada kelompok tertentu namun “kesulitan” pada kelompok lain. Misalnya, di zaman old, hanya bangsawan yang bisa belajar di bangku sekolah. Kemudian, modernisasi memberikan tuntutan bahwa semua orang berhak mendapatkan pendidikan. Akibatnya, nilai kebangsawanan pun agak berkurang kan...... 

Nah, Yahudi adalah salah satu kelompok masyarakat yang mustadháfin dan mendapatkan keuntungan dengan adanya modernisasi. Jika sebelumnya mereka mendapatkan kesulitan dalam beberapa akses kehidupan karena statusnya, maka dengan adanya modernisasi, dia memiliki kemungkinan baru yang lebih terbuka untuk memperbaiki kualitas hidup.

Menjadi isu strategis, perkembangan Yahudi ini dianggap sebagai ancaman bersamaan dengan semakin modernnya dunia. Ini pula yang menjadi alasan adanya gerakan anti-semitisme, suatu gerakan penolakan terhadap Yahudi. Aneh ya, manusia sendiri yang menginginkan modernisasi karena terbantu dengan penemuan-penemuan teknologi baru yang memudahkan pekerjaan. 

Tapi di lain pihak, mereka ingin “kepentingannya” tetap dilindungi oleh budaya yang sudah mapan. Akhirnya mereka menyalahkan orang lain (yang bukan dari ras atau golongan mereka) untuk menghindari perubahan atau kritik. Kalau dalam bahasa Pak Martin:

Antisemitisme merupakan reaksi terhadap arus perubahan sosial dan ekonomi yang begitu cepat serta berkembangnya kapitalisme modern, terhadap gerakan-gerakan liberalisme dan sosialisme, republikanisme dan sekularisme —yakni terhadap memudarnya privilese-privilese (hak-hak istimewa) lama. Dari sinilah muara adanya keyakinan kuat bahwa semua perubahan sosial dan politik tidak disebabkan oleh dinamika perkembangan sistem ekonomi kapitalis melainkan direncanakan oleh sebuah persekongkolan orang yang ingin mendominasi seluruh dunia: Yahudi dan/atau Freemasonry

Nah, dari sinilah buku Protokol-Protokol dibuat. Buku ini diklaim sebagai catatan sejarah yang isinya rencana jangka panjang para pemimpin Yahudi untuk menaklukkan dunia. Padahal, menurut Pak Martin, buku tersebut hanyalah gubahan ari sebuah novel Dialog dalam Neraka antara Montesquieu dan Machiavelli ditulis oleh Maurice Joly di 1864 karena saking sebelnya terhadap raja diktator Kaisar Napoleon III. Kalian tahu Machiavelly? Hmmm, jadi dia ini semacam penasehat Raja yang memberikan petunjuk bagaimana cara menjadi Raja Diktator profesional dan sukses. Kemudian, dipakailah ini kata-kata imajiner penulis tentang Machiavelly sebagai kata-kata sesepuh Yahudi dalam Protokol-protokol Para sesepuh Zion. 

Meskipun hoax, tapi propoganda ini sangat efektif dan dipakai di berbagai dunia baik dalam konteks anti semitisme atau tidak. Contohnya, 100.000 eksemplar di Jerman, dipakai Hitler untuk melegitimasi fasisme. Terus, dicetak di Mesir demi kepentingan Nazi Jerman terhadap Kanal Suez. Oleh Jepang, digunakan untuk menyerang Cina Kuo Min Tang yang dicurigai bagian dari konspirasi Yahudi. Di Indonesia, tentu saja, digoreng sedemikian rupa ditambah ayat-ayat, lengkap sudah bisa dipakai untuk tujuan politik apapun (khusus untuk studi di Indonesia di bagian kedua tulisan ini yak...).

Sekarang, apa sih Zionisme? bayangkan lagi (asal bukan mbayangke yang tidak-tidak). Kamu, sebagai Yahudi, diusir dan diomongin yang jelek-jelek mulu, ditolak di mana-mana, kepemilikanmu tidak diakui, nggak punya tanah dan air untuk hidup, tidak punya kewarganegaraan (saat aku nulis ini kepikiran Rohingya dan orang-orang Syiah sampang yang akhirnya terusir dari rumah). Kemudian, mereka berjuang untuk memiliki tanah, mempunyai negara. 

Tentu saja, gerakan zionisme ini kata Pak Martin (lagi) tidak ada hubungannya dengan Agama Yahudi (owh ya, Yahudi ini, tidak hanya agama lo, kata Yahudi juga merujuk pada bentuk nasionalisme dan etnis). Namun, menjadi persoalan saat para zionis ini memilih Palestina sebagai “rumah”. Secara Palestina merupakan tempat suci bagi tiga agama besar, nggak mau dong salah satu mengklaim milik dia sendiri. Mereka sangat berharap orang-orang Yahudi yang bertebaran di seluruh dunia agar kembali ke “rumah”. Tapi ingat, banyak juga Yahudi yang tidak sependapat dengan berdirinya Negara Israel, seperti Erick Fromm, Freud hingga Einstein (kenal kan....).

Sekarang apakah kalian bisa melihat kepentingan yang sama dari dua hal di atas? Antara Anti-semitisme dan Zionisme. Terdapat kepentingan bersama: para Zionis ingin mengajak orang Yahudi dari Eropa ke negara yang ingin diciptakan, sedangkan para antisemit merencanakan “pembersihan etnis”. Keberhasilan kedua gerakan politik tersebut merupakan salah satu tragedi terbesar abad ke-20 (2013, hal. 269).  De deng..... (dengan nada dan suara seperti saat salah satu tokoh sinetron bertemu mantan pacar.....).

Bayangkan! (sekali lagi hahahaha) jika hal yang sama terjadi dengan Islam, Islamphobia juga memiliki andil yang besar dalam gerakan radikalisme Islam. Mereka tidak suka orang Islam dan berusaja mengusir orang islam di wilayahnya, kemudian terdapat orang Islam lain memanggil sesama orang Islam korban Islam phobia untuk membangun negara Islam. Yang satu bertugas melempar, yang lain bertugas menerima. Mirip kan?
...........
 
sumbe gambar ini dari bukalapak. aku bacanya dalam bentuk pdf.
Ringkasan sedikit dari Martin van Bruinessen, ‘Yahudi sebagai Simbol dalam Wacana Islam Indonesia Masa Kini.’ Diterbitkan sebagai Bab 8 dalam: Martin van Bruinessen, Rakyat Kecil, Islam dan Politik. Yogyakarta: Gading, 2013.

Membaca The Count of Monte Cristo


Liburan ini aku mempunyai banyak waktu luang, di akhir Desember setelah menyelesaikan tugas UAS dan memberikan nilai mahasiswa, aku ngebut bikin bros. Namun, ketika aku beli ipad bekas, aku melupakan hobiku itu, dan berganti dengan hobi yang satu lagi, yakni membaca. Hahaha

Seneng banget dapat ipad, sehingga aku bisa baca buku apa saja, segera hunting novel-novel pdf , dan ketemu lah novel judul ini The Count of Monte Cristo. Aku baru pertama kali membaca novel yang ditulis oleh Alexandre Dumas. Sebelumnya aku memang suka novel-novel klasik baik Eropa maupun negara-negara Asia. Jadi, bagi yang tidak terbiasa dengan gaya penulisan novel-novel klasik biasanya akan merasakan boring.

foto diambil dari amazon.ca.
Alexandre Dumas adalah penulis Perancis di sepanjang tahun 1829 hingga 1870. Adapun The Count of Monte Cristo ditulis pada tahun 1845-1846. Novel ini sangat panjang dengan penuturun tokoh yang saling jalin menjalin. Bahkan ketika difilmkan beberapa kali di tahun 1934, 1975, 1998, dan 2002 tidak satu pun yang berhasil menggambarkan secara keseluruhan adegan dalam novel. Berbeda dengan Gone with The Wind, dengan novel yang segedhe gaban (ditulis oleh Margaret Mitchell’s di tahun 1936) mampu difilmkan oleh David O. Selznick dengan cantik, meskipun hampir tiga jam. Hahahaha

The Count of Monte Cristo menceritakan tentang tokoh utama Edmond Dantes yang harus dipenjara selama 14 tahun karena sesuatu yang tidak dia mengerti serta segala kehidupannya direnggut oleh teman-temannya sendiri. Bahkan saya sendiri tidak mampu menulis untuk menceritakan kembali kisah yang memiliki banyak karakter dengan jalinan yang rumit ini.

Diawali dengan tokoh-tokoh yang menjadi penyebab cerita ini (lingkaran pertama), yakni Edmond Dantes, Mercedes, Monsieur Morrel, Danglars, Fernand Mondego, Cadarousse dan Villefort. Anak-anak dari tokoh di lingkaran pertama (lingkaran kedua) yakni  Albert de Morcef, Maximilian Morrel, Valentine Villefort, Haydee, Benedetto, Julie Herbaut, Eugine Danglars. Tokoh pendukung yang hampir sama pentingnya dengan tokoh di lingkaran pertama yakni Noirtier, Signore Bertucci, Madame d’Villevort, Madame  Danglars, Lucien Dabray, Ali, Luigi Vampa, Beauchamp, Franz dÉpinay, Marquiz of Saint-meran, Jacopo, Baron of Chateau-Renaud.

Setiap tokoh ini memiliki peran yang penting dan berhubungan satu dengan yang lain. Maka, ketika beberapa film dibuat dan menghilangkan beberapa tokoh, cerita pun seperti disederhanakan hanya tentang Edmond Dantes, Mercedes, Fernand Mondego, dan Albert de Morcef. Padahal, masih terdapat banyak tokoh dengan persoalan dan kontribusi mereka masing-masing terhadap perjalanan hidup Dantes.

Belajar dari film ini, sebuah rencana besar harus membutuhkan kesabaran dan keyakinan akan harapan. Bagi Dantes, dia mempelajari setiap skenario yang disusun untuk mencapai tujuannya. Dengan bekal yang diajarkan gurunya Abbe Faria, dia menyadari bahwa jiwa yang bersih tidak lah cukup untuk melindungi orang-orang yang ia sayangi. Oleh karena itu, Dantes membangun dirinya sedemikian rupa untuk menjadi kuat tidak hanya secara finansial, tapi juga ahli strategi, bela diri, penguasaan berbagai bahasa dan juga pengetahuan-pengetahuan yang dibutuhkan untuk menuju misinya.

Dalam menjalankan skenario, Dantes memiliki beberapa avatar, sebagai seseorang yang bijaksana dia berubah menjadi Abbe Busoni, seorang pendeta Italia yang akan memberikan nasihat sekaligus ancaman agar setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya. Dantes berubah menjadi Lors Wilmore, untuk menjadi sosok yang dermawan, seorang filantropis, yang akan membantu siapa pun yang telah berbuat kebaikan tapi mengalami nasib buruk. Terakhir adalah perubahan Dantes, the Count of Monte Cristo, identitas yang memiliki sifat dingin dan keras yang menggambarkan kesendirian dan juga perasaan balas dendam.

Pelajaran terbaik dari novel ini dapat kalian temukan di akhir novel. Namun, bagian yang paling saya sukai adalah pernyataan Dantes terhadap Mercedes yang berputus asa.

Aku bukan orang yang berpikir lagi Edmond, Tuhan telah menggoncangkan jiwaku sehingga aku sudah tidak mempunyai kemauan lagi. Karena aku tetap hidup, berarti Dia tidak menghendaki aku mati. Kalau Tuhan mengantarkan pertolongan, berarti Tuhan menghendaki aku menerimanya.”

Bukan begitu cara kita memuja Tuhan,” kata Monte Cristo. “Tuhan menghendaki kita mengerti-Nya dan memikirkan tujuan-Nya: itulah sebabnya kita dibero kebebasan kemauan.”

Selain itu. Ada bagian juga yang bagus untuk direnungkan dalam surat yang ditulis Monte Cristo untuk Maximilian Morrel.

Camkanlah ini Maximilian, rahasia yang kutemukan dan mudah-mudahan dapat menjadi pegangan bagimu: sebenarnya dalam dunia ini tidak ada kebahagiaan atau ketidakbahagiaan itu. Yang ada adalah perbandingan antara sesuatu keadaan dengan keadaan yang lain. Hanya orang yang pernah merasakan puncak kepedihan akan dapat merasakan puncak kebahagiaan............... Jangan lupa, bahwa sampai saat Tuhan berkenan membuka tabir masa depan seseorang, seluruh kebijaksanaan kemanusiaan bersimpul hanya kepada dua kata ini: menungg dan berharap.

Yupz, sampai di sini hasil pembacaanku, jika ada yang tertarik membaca novel ini, akan aku berikan gratis pdfnya. Hehehe..

Nonton Pameran Lukisan di Tulungagung


Tidak semua orang menyadari pentingnya lukisan. Termasuk saya. Saya tidak mengerti kenapa harus ada lukisan. Hanya sedikit dari rumah yang pernah saya tinggali atau bahkan saya kunjungi mempunyai lukisan. Kalau kaligrafi ,,, iya, rumah saya penuh dengan kaligrafi yang isinya ayat-ayat Al Quran berharap menjadi doa dan berkah. Tapi lukisan? No ... no ... no... harganya mahal. Foto keluarga? Tidak juga. Di rumah orang tua saya, selain lukisan, dinding dihiasi dengan banyak foto masyayikh, kiai-kiai, guru-guru orang tua.

Saya tidak tahu cara membaca lukisan. Tapi sebenarnya saya menyukai seni lukis, karena dalam ingatan, ayah saya pandai melukis. Pernah ketika saya belajar menggambar pertama kali, ayah menggambar hanya dengan spidol dan coret sana coret sini, eh jadi rumah dan pohon yang keliatan sangat nyata. Dengan sudut pandang cahaya, sehingga satu bagian terlihat lebih terang dari bagian yang lain. Hanya dengan membuat titik dengan spidol warna orange, dia bisa membuat seakan-akan pohon yang dilukis memiliki bunga.

Saya juga sangat jarang menghadiri pameran lukisan. Hanya sesekali pas dapat undangan atau jalan-jalan nggak sengaja. Seperti kali ini, bahkan di Tulungagung pun, saat aku pikir akan sangat sulit menemukan hiburan berbasis teater apalagi lukisan, aku menemukan Partdikan Art Space yang sedang menyelenggarakan pameran lukisan karya artis-artis lokal Tulungagung.

Lukisan yang dipajang dibagi berdasarkan bahan dasar. Misalnya lukisan yang menggunakan bahan akrilik, berjudul sayap-sayap dibuat oleh Sutikno. Lukisan ini didominasi warna hitam untuk menggambarkan warna tembaga. Kemudian, yang yang berbahan minyak berjudul Cafe Smile, warna cerah dan terdapat beberapa cangkir kecil berbunga khas Tulungagung.

Ada juga yang berbahan campuran dalam judul lukisan Theater of Life karya Nurali. Gaya lukisannya mengingatkanku pada gambar di lembar cerpen koran-koran. Paling keren adalah lukisan yang dibuat dengan pen. Rumit dilihat tapi bagus bangetz.

Partdikan Space Art juga menyediakan ruang konkow untuk siapa saja yang hadir. Ada kantin sederhana yang menjual kopi, teh dan minuman lainnya. Beberapa cemilan ringan hingga nasi goreng pun ada.




Partdikan Space Art Tulungagung beralamat di Kenayan Tulungagung. Kalau Anda ingin ke Stasiun dari arah perempatan BTA, maka akan bertemu dengan rel kereta api. Sebelum rel, ada gang di kanan jalan atau sebelah utara jalan, yang bersebarangan dengan Gereja Santa Maria, masuk gang tersebut sampai menemukan sebuah bangunan berbata kanan jalan bertuliskan Studio dan Gallery. Selamat mencoba bergabung! 

Jurang Senggani, Wisata Keluarga di Bumi Perkemahan





Namanya memang jurang senggani, lokasinya juga di antara jurang-jurang pegunungan, but jangan khawatir tetap aman kog untuk membawa keluarga ke sini. Dari anggota keluarga balita sampai yang sepuh-sepuh karena akses mobil bisa langsung sampai tujuan. Meskipun jalannya nampak tidak meyakinkan untuk dilewati pengemudi amatir.

Bumi Perkemahan Jurang Senggani ini terletak di Desa Nglurup Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung atau 30 kilometer arah barat laut dari pusat Kota Tulungagung. Sebuah kawasan desa wisata yang sejak dua tahun lalu menawarkan beberapa titik liburan dari kebun bunga, candi Penampihan, penginapan, dan susu. Nah, yang lagi hits adalah Bumi Perkemahan Jurang Senggani.

Bumi perkemahan dengan luas kurang lebih 6,5 hektar ini telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas, seperti arena outbond dan juga spot-spot foto. Agar lebih ceria dan tertata, arena bumi perkemahan juga dihiasi dengan lampion, payung warna warni, dan gazebo yang tersebar hampir di setiap sudut. Jadi, jangan kawatir kecapean ketika berkeliling, anda dengan mudah akan menemukan tempat peristirahatan.

Awalnya kami berencana untuk mendaki sampai air terjun senggani. Dimana dari bumi perkemahan masih membutuhkan empat kilometer perjalanan mendaki. Sebenarnya jalan yang dilalui cukup lebar, tapi karena masih tanah pegunungan, menjadi sangat licin saat kena hujan. Saat mendaki, kami berpapasan dengan sekelompok anak muda yang turun. Mereka bercerita bahwa medan sangat sulit dan air di sana sedang banyak lintah. Mendengar lintah, aku langsung urung untuk melanjutkan perjalanan.

Dengan usiaku ini, mendaki menjadi pekerjaan yang sangat berat. Selalu menjadi yang paling belakang dari rombangan kecil kami. Meskipun begitu, aku sangat menikmati gambaran pucuk-pucuk pohon pinus yang indah dan mengagumkan. Kami memang tidak menyelesaikan misi sampai ke lokasi air terjun, baru beberapa meter mendaki, kami memilih turun, dan selfie-selfie di beberapa titik.

Baru deh kami menikmati spot foto di Bumi Perkemahan. Owh ya, di sini anda tidak akan dipungut tiket masuk, hanya parkir 5.000 rupiah. Mas-mas penjaganya pun ramah, anda dapat bertanya-tanya sebelum memulai petualangan.

Di bagian tertinggi bumi perkemahan ini terdapat dataran yang cukup luas dan terbuka, secara sebagian besar dataran ini dilindungi alias ditutup dari sinar matahari oleh pohon-pohon pinus. Ruang yan luas itu cocok untuk menikmati hangat matahari saat suasana menjadi sangat dingin. Agar lebih menarik, terdapat tanaman yang diatur sedemikian rupa selayaknya taman di sudut-sudut bumi perkemahan, dan supaya nuansanya tidak hanya hijau rumput dan pohon pinus, maka ditamab juga bunga-bunga warna merah kuning pink dan lain-lain. 

Beberapa spot foto yang paling populer adalah sebuah tatakan kayu bertuliskan I love U. Terdapat juga jalur yang diiringi payung warna warni digantung. Disediakan pula ayunan, jembatan dari tali maupun ban dicat pelangi. Bagi anda yang tidak mau lelah mendaki ke air terjun, lokasi bumi perkemahan tidak kalah menarik.

Nah, habis dari bumi perkemahan jurang senggani, jangan lupa mampir beli susu segar yang murah, hanya 6.000 per liter di salah satu koperasi petani susu. Untuk wadahnya, cukup beli drigen di mini market sebelahnya, dengan ukuran untuk dua liter dan lima liter susu.
Begitu dulu ulasan kami, sampai ketemu di tulisanku yang lain. 

Gunung Kelud, Muncak tanpa Susah Payah


Berencana wisata ke gunung? Tapi tidak mau repot mendaki untuk mendapatkan view yang bagus? Atau berjam-jam perjalanan? Nah, Gunung Kelud jawabannya. Yupz, gunung yang beberapa tahun lalu sempat meletus yang menggoncang seluruh jawa sekaligus menutupnya dengan abu. Gunung ini berada di Kecamatan Ngacar Kabupaten Kediri, hanya sekitar 30 KM ke arah timur dari Kota Kediri.

Wisata gunung kelud yang terletak di Kediri ini memberikan kemudahan Anda untuk menikmati alam pegunungan. Akses menuju puncak sangat bagus, aspal baru dan tidak terlalu banyak tikungan, meskipun tetap harus berhati-hati. Setelah memasuki pintu gerbang area wisata gunung kelud, yang artinya anda juga akan membayar tiket, anda akan menemui berbagai spot wisata yang terletak di pinggir jalan. Tiketnya 10.000 rupiah untuk dewasa dan gratis untuk anak-anak

Anda akan menemukan taman bunga yang dimodivikasi dengan tambahan hiasan seperti lampion, rumah-rumahan, area berkemah, hingga pasar tradisional. Setelah berkendara sekitar 15 sampai 20 menit dari Kampoeng Angrgrek, anda sudah akan sampai puncaknya!!! Memang bukan puncak tertinggi sih, bahkan hanya tempat parkir mobil, tapi di titik segitu saja sudah sangat fabulous pemandangannya.

Kalau lihat pemandangan pegunungan Kelud ini, sudah mirip seperti pegunungan di Cina loh! Tinggi semampai hijau kebiru-biruan. Tips ya.. sebaiknya kalau ke sini pas pagi-pagi .. karena kalau sudah menjelang sore, kabut akan segera turun. Pas kami sedang asyik-asyikmya mengambil gambar,, pegunungan itu tiba-tiba menghilang dipeluk kabut yang berjalan pelan dan menutupi hampir semua landscap. Untung saja, sudah agak puas foto-fotonya yak..

Di sini juga disediakan Photo Booth sekaligus kameramennya. Anda dapat berfoto 10 jepretan dan dicetak satu lembar dengan harga 10 ribuan! Mayan kan... sekali-sekali foto tidak hanya dipajang di instagram tapi juga bisa di dinding rumah..

Jika anda ingin melihat puncak kelud yang lebih tinggi dari titik terakhir mobil ini, maka anda harus menggunakan ojek. Eits! Jangan kuatir dulu. Jalannya halus kog! Tetep beraspal. Namun, mobil dilarang masuk untuk puncak tersebut. Bapak ojek akan menawarkan 30.000 bolak balik. Mayan kan....

Di lokasi itu juga dipampang beberapa foto kejadian Gunung Kelud meletus pada tahun 2014. Aku masih ingat, pagi-pagi bangun tidur di kosku Jogja, ketika membuka pintu rumah, dikagetkan dengan pemandangan yang serba abu-abu, persis seperti film jadul! Karena semua mua muanya.. telah tertutup oleh abu ini! beberapa cerita bahkan sampai wilayah Bandung.

Anda dapat melihat foto-foto lahar yang sedang turun, foto terowongan yang rusak, dan lain-lain. Jejak yang dapat diperhatikan hingga sekarang adalah terdapat beberapa pohon yang tidak lagi tumbuh daunnya meskipun pohonnya masih kokoh berdiri.

Jangan lupa beli oleh-oleh nanas di sini. Masih segar. Kata temenku, nanas yang langsung dikupas dan dimakan di sini sangat enak dan tidak menyebabkan getir di lidah setelah memakannya seperti nanas-nanas yang lain. Bagiku, yang lebih enak adalah pentol dan tahu baksonya... hahaha kalau ini mah, di mana-mana ada yak!




Oke, segini dulu ulasannya.. semoga bermanfaat.