Pita jadi bunga EPISODE Tiga

01.14 Unknown 1 Comments

kali ini cerita tentang membuat mawar kuncup. tutorial bisa dicari di berbagai halaman internet lainnya, so.. ini hanya tentang ceritaku... hehehehe....


Membuat Mawar Kuncup

Sebenarnya bros-bros yang aku buat belum layak jual sih, menurutku karena dibandingkan dengan yang di internet itu jauh bangetzzz.. masih kurang sana dan sini. Karena ini kota kecil, jadi tidak ada toko yang menyediakan bunga yang sudah jadi kemudian dipasang dirangkai jadi bros seperti Toko Satria di Semarang, al hasil aku harus membuat bunganya sendiri. Upzzz... kog jadi kemana-mana ya,,, tapi ternyata ada yang tertarik untuk menjualkan di kantor suami. Dibawa deh itu beberapa hasil karya pertama...

Dibawa 18 bunga dan terjual 12.. mayan lah.. sisanya ada yang tertarik di tempat les-lesan temenku. Sebanarnya nggak banyak juga sih,,, tapi rasa senang hasil karya kita dipakai orang lain itu sangat menyenangkan. Aku juga mengirimkan ke beberapa saudara teman dan adik... saat itu aku masih belum berani untuk mampangin bros-bros itu di sosial media yang aku punya, masih kurang pede. Kemudian karena sudah banyak aku coba pasang DP di BB eh ada yang komen... nggak tanggung-tanggung minta dibuatin bros untuk souvenir pernikahan... weleh,,,, serasa galau ,,,,
Setelah ta coba-coba untuk mendapatkan bros simple yang cantik.. aku pun belajar membuat mawar kuncup. Aduhai... itu susah bangetzzz... meskipun kata orang gampang dan sederhana. Pertama, aku membuat mawar kuncup dengan menggunakan benang. Dijahit.. dan ditarik menjadi kerutan dan diatur menjadi kuncup, nah ini susah bagettzzz.. karena jahitnya harus dibolak balik dengan konsisten... ditarik pelan di plungker2.. (bingung?!! Aku juga) bisa cek di .... http://deliciouscraft.com/2014/04/walnut-rose-tutorial/
bunga yang warnanya merah pakai tutorial
bunga mawar kuncup dijahit,, memang belum
bagus sampe jadi "rose Bun" gitu.

Aku suka hasilnya karena bunga seperti penuh ,,, sebenarnya ada cara yang lebih mudah, hanya dengan menggunakan lem tembak. Tapi tengahnya di bawah bunga itu jadi kopong... aku kurang suka jadi tidak aku teruskan. Eh ternyata oh ternyata ... itu yang paling dicari dan selalu ada di berbagai bros bunga pita. Begitu juga dengan permintaan temanku untuk souvernirnya, maunya pakai kuncup  mawar. Owh My God.... mau tidak mau aku harus belajar membuatnya.
Membuat mawar kuncup menggunakan benang akan menghabiskan banyak waktu, sehingga aku belajar membuat kuncup hanya menggunakan glue gun. Ini turorialnya https://www.youtube.com/watch?v=oL8rfYi3CAs  

warna unguya cantik ini... tapi difoto jadi kebiru biruan
Nah, aku pun belajar.. sekalian buat untuk souvenir sambil belajar.. awal-awalnya sih masih kaku.. kurang ada “rasa”nya.. kaku.. tekuk-tekuknya masih sangat keliatan, apalagi pas merapikan bagian bawah pita.. wah.. bisa kena panasnya lem tembak. Tapi terus aku coba dan jadi lah 400 buah bunga kucup. Dan habis lah 8 rol pita ukuran 1 inci atau 2,5 cm ku...


warnanya pinknya tajam... yang susah ketika memaksakan
bagian bawah bunga ini mejadi bunder... nanti ada yang lebih bagus,
Mawar kuncup itu diaplikasikan di atas renda yang aku jahit pinggirannya aku tarik jadi melingkar. Aku hias dengan pita organdi warna yang senada, dan juga rantai warna kuning atau putih dari plastik. Alas-nya juga aku ganti, yang dulu pakai kain flanel, sekarang aku menggunakan kain keras. Bisa juga dengan kain kapas, tetapi kalau pakai keras bisa aku buat juga untuk menguatkan pin atau penitinya agar tidak mudah lepas.


Seperti ini dari berbagai warna...



1 komentar:

Dari Pita ke Bunga EPISODE kedua

00.42 Unknown 1 Comments

setelah berulang kali latihan, akhirnya bisa membuat mawar-mawar cantik ini. ceritanya? di bawah ini (Mahmudatul Imamah)


Setelah membuat pita sederhana di fase pertama kemarin, akhirnya aku masih penasaran untuk mendapatka pita dengan lebar yang lebih besar dan renda yang bagus untuk dijadikan alasnya. Kemudian, setelah berkeliling sekali lagi di kota ini, tanpa sengaja aku melihat pita yang aku inginkan ini dipajang di depan sebuah toko peralatan perlengkapan jahit di jalan Basuki Rahmat Tulugagung. Padahal jalan ini adalah jalan satu arah, jadi harus muter sekali lagi untuk mendatangi toko ini, yang nama tokonya Kancingku. Toko ini kecil tapi ditata dengan rapi, secara dia memang berada di salah satu jalan paling ramai di Tulungagung. Aku medapatkan pita dengan lebar 4 cm dan 5 cm, aku tidak tahu harganya berapa satu gulungnya, jadi aku beli saja sekitar 7 gulung warna warni yang masing-masing tiap gulung harganya 17.000 untuk 4 cm dan 20.000 untuk 5 cm. Teryata setelah aku medapatkan toko lain yang lebih murah, satu gulung hanya 7.000 hehehehe... tak apalah setidaknya warnanya oke-oke juga kog. Di toko ini juga aku mendapatkan beberapa renda yang kupikir bisa diaplikasikan untuk brosku nanti.
Oke,
lihat mawar birunya masih sederhana...
meskipun rapat tapi masih kaku...
mawar ini masih pakai pita 1 inc/2,5 cm
#misi pertama adalah membuat rose dengan pita lebar 4 cm. Jika anda sedang searching tutorial bikin berbagai bunga dari pita, aku sarankan cari link MyIndulZens itu bagus bangetzzz,,,  https://www.youtube.com/user/MyInDulzens , dia memberikan tutorial dengan detail dan backsong yang bagus.. hehehe..
Untuk membuat mawar yang dibutuhkan pita lebar 4 cm sepanjang kurang lebih 70 cm, biasanya tidak sampai aku ukur pasti sih.. hanya kukira-kira, karena buatanku pun biasanya nggak mesti jadi besar atau jadi tebal. Ketika pertama membuat, yang terjadi adalah tebal, tapi tidak bisa ceper dan keliatan mengembang cantik atao bahasa jawanya mekrok, dia masih ngembung dan nggak ada kesan bunga mawar.
Bunga mawar yang masih sederhana cek di https://www.youtube.com/watch?gl=ID&v=27YdGz0olrU&hl=id  

ini bunga mawar di periode setelah bunga yang sebelumnya (warna biru itu lo..)
lebih besar dan ceper dengan panjang yang sama dengan pita lebar 4 cm,
setelah berulang kali ini yang menurutku bagus, mawarnya ada kesan "mekrok"


#Misi kedua membuat bunga yang bikin putik-putik pakai pita lebar 4 cm.
bunga yang kumaksud adalah yang warna ungu dan biru
ini harus membuat kelopaknya satu persatu.
Nah membuat kelopak itu susahnya suka ukuran besarnya nggak sama, meskipun pas sedang membuatnya ukuran pitanya sama, tapi saat menggunting dan membakar itu haddeh... ampun-ampun deh itu yang membutuhkan ketelitian jika ingin mendapatkan ukuran kelopak yang sama. Setelah semua kelopak jadi, sekali lagi yang sulit adalah menempelkannya satu per satu atau menjahitnya menjadi kumpulan kelopak dan jadilah bunga.
cara membuatnya bisa cari di youtube karya MyInDulzens ya...


#misi ke tiga adalah membuat aksesoris yang melengkapi bunga yang siap diaplikasikan di renda. Ketika berkeliling toko  mencari aksesoris mutiara2an itu susah bangetzzzz... belum pernah nemu, akhirnya dapat yang ukuran paling kecil tapi warnanya duff jadi nggak mengkilap gitu. Karena untuk belajar, kenapa tidak... aku tetap menggunakannya.. aku juga membeli putik buatan dan pita ukuran 1 cm warna hijau untuk jadi daun-daunan.
Dan ualaaaaaa.....

ini latiha bungaku yang kedua setelah pakai berbagai macam rupa hiasan hehehe...
heep try and try...

1 komentar:

Gulungan Pita menjadi Bunga-bunga EPISODE Pertama

23.15 Unknown 0 Comments

Setelah menemukan toko jahit, maka mulailah eksperimenku yang pertama. Karena aku hanya mempunyai pita dengan ukuran 1 inci atau 2,5 cm. Maka, aku pun harus mencari cara membuat bunga dengan menggunakan pita ukuran itu. Cara termudah adalah menjahit pinggirannya dan menarik jahitannya menjadi sebuah bunga dengan hiasan kancing di tengahnya. Seperti pertama kali ke Toko Ultra, aku memilih sesuatu yang menurutku menjadi bahan yang akan membuat bunga. Kancing yang seperti kristal berwarna warni, kain flanel, kancing biasa, pita dan glue gun plus lemnya.  Dan mulai lah experimen ini.
Bunga yang pertama kubuat dengan meniru salah satu blog tentang membuat bunga dari pita. Blog ini sebenarnya memberi penjelasan cukup ringkas dan disertai gambar-gambar, hanya saja terlalu cepat dan aku bingung langkah-langkahnya, dengan hanya gambar aku masih belum bisa nyantol. Sedangkan turorial youtubeku pakai pita dengan lebar 4 cm dan 5 cm hiks. Yowes lah seadanya aja.

#Bunga Pertama
Bunga Pink (entah lah jenis bunga nyata dia termasuk bunga apa) 
Aku potong pita ukuran 1 inc menjadi panjangnya sekitar 7 cm, kemudian aku tekuk-tekuk sesuai dengan petunjuk (ternyata sulit juga menjelaskan sesuai gambar) penjelasannya sih gini “lipat pita sama persis yang mengkilap bagian luar” “kemudian setelah anda lipat ke kanan lipat ke kiri lagi dengan menyamakan ujung masing-masing pita”  (selengkapnya bisa dibaca di kreasitangan.com ) pokoknya kayak gitu lah ya... . Susahnya di bagian ini adalah saat menjahit pinggiran pita bawahnya. Maklum tanganku ini ada perasaan fobia sama jarum, karena dulu waktu masih MA ada tugas bikin baju yang jahitnya harus pakai tangan, haddeh dalam waktu satu bulan minus mataku melonjak drastis dari minus 3 menjadi minus 9, kwkwkwkwkw) but anyway, entah kenapa aku ngeyel pingin bikin ini bunga. Aku jahitlah bunga ini meskipun dengan ukuran jarak antar benar sangat gede hahaha.... 
Bunga pertamaku... ada banyak tutorialnya
di internet bisa dicari. hasilnya masih kurang
keren ya.. (Mahmudatul ImamahI
Ternyata yang paling sulit memang menjahit dan membuat ukuran kelopak bunga menjadi sama satu dengan yang lain. Satu per satu aku membuatnya hingga terkumpul 14 kelopak bunga. Dijahit deh lagi.. di satuin mereka secara melingkar dari ujung pita yang dijahit tadi, langsung dilem juga bisa di atas tataan, waktu itu aku pakai kain flanel (setelah tiga bulan kemudian ternyata bisa diganti pakai kain keras maupun kain kapas). Tara... bungaku sudah jadi ..






Bros Kedua

ini buatanku gaya paling sederhana hahahaha..
Nah, pada saat searchng-searching itu ya... aku melihat bros-bros modern pita yang ala-ala korea gitu, simple tapi cantik, Cuma pita aja.. dikasih hiasan kecil-kecil gitu. Menurutku itu bisa berbeda dari bros pita mainstream lainnya, so aku coba deh. Hanya dengan miringin pita ke sini, ke situ, ditempelin, dan dikasih warna yang lebih heboh pakai pita yang emas atau perak gitu...  woalah!!! Jadinya Biasa aja!! dan kayaknya aneh... kwkwkwkwkw... biarin aja lanjutkan ke gaya yang lain.

Bros Ketiga

Bros Bunga Mawar
Akhirnya aku tidak menyerah, aku utak atik sendiri deh .. karena di youtube harus pakai lebar pita yang gedhe dan aku nggak punya, aku kekeuh pakai pita satu inc. Dan jadinya mlenuk nggak jelas... tetep keliatan bagus sih... mawar biru... hohoho... tapi kegedean dan aku nggak tahu cara bagaimana dia bisa untuk dirangkai dengan yang lain agar menjadi lebih bagus. Lagi-lagi kubiarkan saja...






Bros ketiga, gaya Pita.
gaya ikat pita, pakai pita organdi
Namanya juga dari pita, biasanya kan diikat jadi pita (hmmm iya pita yang diikat jadi pita itu jadi namanya apa ya,,, disimpul biasa) .. aku pun mencoba mengambil  pita dengan panjang entah berapa dan kutekuk menjadi dua dan kutekan tengahnya agar seperti menjadi simpul pita. (haddeh ternyata menjelaskan step by step itu susah kalau ditulis) seperti itu lah... kayak gambar di bawah ini...


Gaya keempat dan selanjutnya mirip-mirip dengan gaya sebelum sebelumnya..
Uh.. ternyata tidak mudah, apalagi aku bukan tipe orang yang sekali buat sudah sempurna atau sudah jadi mirip2 digambar yang aku contoh... Jaaauuuhhh bangeettttzzz... tapi ya oke lah. Semangat pertamaku meskipun gagal tidak membuatku patah arang untuk mecintai pita-pita...

ini hasil kreasi pita di periode pertamaku.. masih sangat sederhana dan belum bentuk ya... hehehe tapi aku tetap semangat!!!


See u for second generation ribbon flower brooch!!! 

0 komentar:

Pasar Ngemplak Tulungagung, Cari ikan dan sayur segar 24 jam

22.23 Unknown 4 Comments

Add captionPasar Ngemplak menjelang Maghrib (Mahmudatul Imamah)

Bagi kalian yang baru pertama tinggal di Tulungagung, biasanya akan kesulitan dimana lokasi pasar yang paling banyak menyediakan kebutuhan masak memasak. Nah, sebenarnya pasar tradisional yang sizenya besar di Tulungagung terbagi menjadi dua, Pertama adalah Pasar Wage yang lebih banyak menyediakan kebutuhan pakaian dan alat-alat rumah tangga, seperti alat dapur, kain, furniture, perhiasan dan lain sebagainya. Kedua, Pasar Nyemplak, pasar ini seperti pusat agrobinis Tulungagung dimana segala macam hasil bumi dari dalam maupun luar Kabupaten Tulungagung didatangkan. Bahkan salah satu kiosnya seperti gudang dengan ratusan buah semangka yang siap diangkut truk-truk ke luar kota.
suasana di Pasar Ngemplak (Mahmudatul Imamah)
Lokasi pasar ini tidak jauh dari pusat kota, cukup mengikuti arah jalur barat kota yang dilewati bus-bus antar kota dan berbelok di perempatan apa namanya ya... (duh aku nulis tapi kog sama butanya untuk jelasin... oke pakai GPS aja ya kalian kalau baru pertama kali di Tulungagung atau tanya orang).  Saat aku pertama kali ke pasar ini suasananya masih sangat tradisional... maksudnya pedagang berjualan hanya dengan bertenda kayu-kayu, duduk di atas dudukan kayu, dan berjajar berdekatan satu dengan yang lain. Tapi sekarang Pasar sudah dibangun jadi bagian depan sudah rapi dengan bangunan kios-kios dan atap pelindung. Hampir satu toko menjual barang yang sama dengan toko yang lain, jadi aku sendiri awal-awal bingung bangetz mau beli yang mana, karena semuanya sama. Mata harus bekerja keras memperhatikan apa yang ada dan apa yang nggak ada di satu toko dan toko yang lain. Selain itu, juga ada beberapa toko yang menyediakan produk tertentu saja, misalnya jual telor saja, atau jual gula jawa saja, atau daging ayam saja. Owh ya terkait daging, ngemplak juga menjadi pusatnya, tapi tidak menjual di tengah pasar. Kios yang menjual daging sapi berada berjajar di pinggir jalan sebelum ke pasar dari arah kota. Dan kios pun hanya dibuka di pagi hari, kalau siang apalagi sore maupun malam kios ini akan tutup, jadi jangan belanja daging kesiangan ya....
bangunan atap baru Pasar NgemplaK Tulungagung (mahmudatul Imamah)
di paling depan pasar ngemplak terdapat kios-kios buah, ada berbagai jenis buah yang masih segar, sayangnya harganya lebih mahal dari jika anda membeli buah di kios paling belakang dari pasar ngemplak, atau kios-kios  di tengah pasar. Tapi tidak semua kios di belakang atau di dalam pasar menyediakan buah seperti lengkapnya koleksi buah di kios bagian depan. Kios di belakang biasanya menjual dalam jumlah besar atau grosir, ada ruang-ruang terbuka yang diisi dengan ratusan jenis buah yang sedang panen dan siap dijual untuk didistribusikan di berbagai wilayah Tulungagung, buah yang paling banyak dijual adalah semangka, pisang, melon, dan lain-lain. Selain buah, juga sayur da bumbu-bumbu, seperti bawang merah bawang putih dan daun bawang berton-ton tersedia.
ikan-ikan yang dijual,, segar kan,,,
 Nah, jika mencari ikan segar juga bisa didapat di sini, tapi pilih waktu yang tepat untuk mendapatkan ikan yang segar. Biasanya anda bisa mendapatkan ikan segar sekitar menjelang maghrib, ikan-ikan hasil laut segera diangkut dijual di dalam wadah-wadah baskom besar, ikan yang dijual pun bermacam-macam, tidak hanya ikan laut tetapi juga ikan air tawar. Ikan tuna dijual sekitar 26.000 sampai 28.000 per kilogramnya, tergantung jenisnya. Biasanya satu ikan berukuran sedang sekitar 1,6 kilogram, atau kalau yang agak gedhe bisa mencapai 2 kilogram. Ada juga ikan Salmon, ntah lah terjadi perdebatan antara pembeli apakah ini benar-benar ikan salmon atau ikan salem, atau memang dua nama itu untuk jenis ikan yang sama, aku sendiri tidak bisa membedakan, karena memang tidak tahu, hehehe... ikan ini harganya sekitar 38.000 perkilogramnya. Besar ikan salmon ini hampir sebesar ikan tuna, mungkin beratnya juga hampir sama. Ikan yang lain tentu saja ada ikan nila, ikan munjair, ikan semar, ikan kunir, ikan layur, berbagai jenis udang dan cumi.. jadi silakan memilih apa yang anda inginkan.




Selamat berbelanja dan hidupkan ekonomi kerakyatan ya... hohoho..
ini ikan tuna yang kami beli, yang gedhe beratnya itu 2kg yang kecil 1,6 kg.
panjangnya mungkin 50 cm atau lebih.. hehe itu aku letakkan di keramik ukuran 30 cm (mahmudatul Imamah)

4 komentar:

Menaman Bunga Wijaya Kusuma

02.21 Unknown 2 Comments


Tidak mempunyai lahan luas untuk tanam menanam memang menyedihkan, apalagi bagi kami yang hidup ngekos di kota ini. Tapi suasana murung itu menjadi berubah jika ada tetangga atau orang-orang dekat kita juga menyukai tanam menanam, sehingga semangat untuk melakukan kegiatan ini. Secara dengan melihat tanaman yang kita tanam itu sangat menyenangkan, kata orang biar awet muda. Lokasi kos kami memang tidak terlalu luas dan sebagian besar lahannya telah dibatako. Tapi untungnya, karena ternyata Pak Kos juga memberikan sepetak tanah di belakang dekat jemuran untuk menyalurkan hobi para penghuni kosnya dalam bidang tanam menanam.

Kata orang dalam hal menanam itu ada yang namanya tangan panas dan tangan dingin. Aku mungkin termasuk dalam klasifikasi yang pertama, karena sebagian besar tanaman yang kutanam mati, hiks hiks,,, tapi cintaku dengan tanaman masih membara dan menggelora. Seperti yang diajarkan oleh salah satu mentorku ketika aku masih kuliah di Jogja, cara lain menanam adalah dengan menggunakan media tanam berupa air. Dan ternyata baru itu salah satu caraku menanam, saat ini aku baru mempunyai tiga tanaman yang biasana hidup pakai tanah, tapi aku tanam dia di dalam air (tanam di air? Hohoho)

Oma memotong ujung daun
yang akan ditanam di media
lain
Tapi bukan itu yang akan aku bahas kali ini, tapi ke tanaman bunga Wijayakusama. Salah satu tetanggaku, kami panggil beliau Oma atau Mami, secara beliau memang tertua di kompleks kos ini, tapi selalu menyayangi kami. Beliau mengajarkan kami cara menanam bunga wijaya kusuma. Bunga ini hanya mekar di malam hari, bunganya warna putih dengan wangi segar, setelah mekar tengah malam dan hanya sekali mekar, paginya bunga akan rontok atau menutup kembali kuncupnya layu. Oleh karena itu, banyak sekali cerita barang siapa bisa melihat bunga ini saat mekar maka dia akan punya hoki, bahkan dua tetanggaku lainnya makan bunga ini tepat saat bunga ini mekat... Oh My God!!

Bunga Wijaya Kusuma yang memiliki nama latin Epiphyllum Anguliger ini termasuk jenis tanaman kaktus. Bunga wijaya kusuma ini berasal dari Venezuela, Amerika Selatan. Di wikipedia lagi disebutkan khasiat bunga ini yakni:
potong yang besar ya.. di ujung daun seperti batang itu lo
Bunga wijayakusuma mempunyai khasiat untuk meredam rasa sakit serta menetralisir pembekuan darah. Bunga ini juga mempunyai daya mempercepat penyembuhan luka abses. Caranya mudah, tinggal menumbuk satu helai daun wijayakusuma lalu oleskan pada luka dan setelah itu gunakan perban untuk membungkus luka yang telah diolesi tumbukan daun. Selain itu, bunga ini juga dapat mengobati bisul, cukup menempelkan bunganya pada bisul tersebut sebelum tidur dan melakukannya secara teratur. Selain itu, Wijayakusuma bisa digunakan sebagai obat anti radang, obat batuk, juga pendarahan(hemostatis). Khasiat lainnya adalah mengatasi tuberkulosis paru dengan batuk asma, batuk darah dan muntah darah.”
Begini caranya:
1.      Potong daun yang seperti batang
siapkan media dengan mencampurkan tanah dan pakis, tapi lebih
bagus kalau pakisnya lebih banyak ya,,,
2.      Siapkan media tanam, campuran pakis dan tanah
3.      Campur dengan sedikit air agar lembab
4.      Tanam daun tersebut
5.      Dan pastikan ada ruang untuk mengalir air ketika disiram, sehingga air tidak memenuhi media. 
6.      Pastikan tiap pagi mendapatkan cahaya yang cukup, disiram tapi jangan terlalu banyak, berdoalah dan sayangi bunga itu.
Mudah bukan??? (padahal aku belum tentu bisa juga, hihihi....) ya kurang lebih seperti itu selamat mencoba.
jangan lupa siram media tadi dengan air sesuai
pastikan dia lembab tapi juga tidak becek
media siap ditanam. ini contoh masih banyak tanahnya
akan lebih baik jika lebih banyak pakisnya ya,,






2 komentar:

Tidak Bisa Menjahit sih, tapi maunya Bikin Bunga dari Pita, Hunting Toko Alat Jahit

21.35 Unknown 1 Comments

Selama tiga bulan pertama di Tulungagung tanpa aktivitas benar-benar membuatku mati kutu. Film dan buku-buku sudah menjadi pelampiasan yang makin hari semakin membosankan. Jangan harap aku mendapatkan kumpulan drama-drama korea di sini, tiba-tiba aku kangen dengan sahabatku di Jogja yang dengan senang hati akan berbagi drama-dramanya yang bajibun, siap dilalap dalam dua minggu saat penat dari kuliah.  Begitu juga buku, owh iya tentang buku, bisa jadi satu bab ulasan buku lain lagi. Nah... setelah berbulan-bulan tanpa makna hidup yang jelas selain masak dan bersih-bersih kontraan kecilku, tiba-tiba bangun tidur aku mendapatkan ide untuk membuat bunga-bunga dari kain pita yang cantik.
Setelah melakukan riset melalui berbagai sumber di internet, aku mengumpulkan gambar-gambar bunga pita yang menurutku bagus dan sederhana. Kemudian akhir pekan aku sengaja ikut suami ke kantornya agar bisa mendapatkan aliran wifi lebih lancar dari pada di rumah yang hanya mengandalkan hapeku tercinta. Aku search berbagai macam tutorial membuat bunga dari pita,, dan hanya mendapatkan sedikit, tapi yang sedikit itu dicoba dulu lah. Gambar contoh dapat, tutorial sudah dapat dan kemudian eksekusi belanja dimana aku bisa mendapatkan bahan-bahannya. 
Karena aku tidak punya seseorang yang kutanyakan tentang toko-toko di Tulungagung, secara hidup di kontraan yang sebagian besar penghuninya juga pendatang, maka Google menjadi referensi setiaku. Untungnya banyak dari masyarakat Tulungagung yang rajin menulis ulasan tentang kotanya termasuk hal-hal seperti ini,,,,, #dan sekarang gantian aku mau nulis hohohoho...
Terdapat salah satu toko jahit tulungagung yang mempunyai website, yakni Toko Ultra. Aku bisa melihat beberapa koleksinya, meskipun nggak semua ditampilin di situ, tapi okelah, setidaknya aku tahu di mana yang aku tuju. Setelah berputar-putar menggunakan GPS #cieee ciee kayak mau nyari sarang teroris ajah.... , akhirnya kami menemukan toko ini dalam kondisi Tutup!! Upzzz... hari minggu toko ini non aktip. Owh ya aku lupa memberi catatan di ulasan tentang toko-toko di Tulungagung. Di hari minggu, sebagian besar toko akan tutup, yang terlihat di sepanjang jalan besar tengah kota (selain jalan Basuki Rahmat) akan terlihat sangat lengang, karena sebagian besar toko dan aktivitas perdagangan tidak ada. Berbeda dengan kota lain bukan, yang akhir pekan justru segala toko dan diskon-diskonnya akan memenuhi jalan raya.
Kita skip dulu tentang Toko Ultra.
Karena tutup, maka pencarian kami untuk toko jahit lainnya pun berlanjut. Salah satu yang paling banyak direkomendasikan adalah Toko Sidodadi. Toko ini terletak dekat dengan pusat kota, yang aku maksud pusat kota adalah alun-alun Tulungagung. Hmmm, ini juga bisa jadi sesi lain untuk tulisanku, tunggu ya.... upz.. lanjutin. Nah, toko Sidodadi ini buka sangat pagi untuk toko sejenisnya, kalau warung sayuran atau pasar panteslah buka jam 6 pagi atau paling telat jam 7, nah toko ini setengah 7 saja sudah buka dan bertahan hingga malam nanti. Waktu kami melihat pertama kali, ta terbayang bagaimana toko ini bisa menjadi toko paling populer dibanding Gunung Jaya maupun Ultra yang lebih modern dalam penataan maupun jumlah koleksi. Pagi itu, penjaganya mas-mas muda ganteng umur 16an mungkin sedang membersihkan permukaan rak-rak kaca. Pertama kali aku masuk tidak tahu harus kemana aku melihat, karena semuanya serasa penuh. Terdapat rak kaca yang biasanya untuk menyimpan koleksi bros seperti etalase. Tapi rak ini dipenuhi dengan nampan-nampan yang bertumpuk berisi beragam macam kancing. Nampan-nampan ini tertumpuk ta beraturan dari ujung depan hingga belakang toko. Dan aku tidak tahu mana yang bagus karena hampir semua nampak berdebu. Di atas rak ini, terdapat plastik putih menggantung yang berisi berbagai macam bunga kain kecil-keci, daun palsu, dan renda-renda. Karena plastiknya buram, jadi tidak nampak jelas apa isi di dalamnya, aku perlu waktu persekian detik. Tapi meskipun begitu hampir semua ada di sini, beragama koleksi lace dan renda dengan harga paling murah dan mahal ada di sini, kancing dan manik-manik. Sayangnya, koleksinya nampak kuno dan warnanya juga sangat ngejreng, aku selalu kesulitan dimana aku bisa mendapatkan yang kuinginkan. Seperti toko lainnya, pembeli harus menunggu untuk dilayani. Karena aku tidak paham isi toko ini, maka aku harus memberitahu apa yang aku butuhkan. Padahal, sebagian besar caraku belanja adalah melihat koleksi penjual dan memilih apa yang aku beli. Kalau soal kebutuhan apa, kadang aku tidak tahu apa kebutuhanku sampai aku melihat sesuatu dan kupikir bisa menjadi “sesuatu”. Dan aku pun galau ketika ditanya mau beli apa di toko ini.
Aku melihat manik-manik, dan aku bertanya manik-manik yang lebih indah dari ini, jawabannya tidak ada. Manik-manik yang aku lihat adalah yang biasa dipakai untuk tasbih, dan aku mencati manik-manik yang mirip dengan pearl. Mataku beredar di rak kayu yang terletak di belakang petugas yang melayaniku meminta agar menunjukkan beberapa koleksi rendanya, dan aku tidak bisa menjelaskan renda seperti apa yang kuinginkan, dan saat kulihat koleksinya aku tidak bisa melanjutkan pencarianku di sini. Pembeli yang lain masih sibuk memilih dan dilayani, masih ada pembeli lain yang juga segera dilayani petugas yang melayaniku. Aku putus asa dan hanya melihat putik bunga. Aku pun hanya membeli itu dan keluar. Owh ya, di salah satu sisi toko ini juga menjual perlengkapan kecantikan cukup lengkap. Hanya saja aku tidak terlalu suka riasan, jadi aku tidak melihat-lihat lebih jauh.
Kembali ke Toko Ultra, setelah menunggu beberapa hari akhirnya aku bisa mengunjungi toko ini. Penampilan toko ini sangat meyakinkan, dengan cat putih dan benda-benda tertata dengan rapi sehingga bisa dilihat oleh pembeli dengan mudah. Rak-rak diklasifikasikan dengan baik, dari kiri berisi beragam peniti, dan selanjutnya diisi oleh pita-pita dan punga-bunga kecil untuk hiasan pakaian, dan beragam warna kain flanel yang sudah dipotong seukuran 30 sentimeter. Kemudian rak-rak itu di sebelah kanan dari pintu masuk diisi oleh beragam jenis kancing dari yang biasa-biasa saja, berkilauan, bahkan yang dari kayu dan kain. Adapun rak di bawah kancing-kancing itu, diisi dengan beragam renda dan lace. Di atas rak, digantung beragam macam resleting dari beragam warna dan ukuran. Dari semua hal yang terlihat rapi dan indah itu, aku tidak menemukan ukuran pita yang kuharapkan. Pita yang kulihat di dalam tutorial adalah pita berukuran lebar 4 cm atau 5 cm, sedangka pita yang dijual paling besar hanya selebar 2,5 cm atau 1 inc. Dengan ukuran tersebut, aku tetap membeli dan menggunakannya untuk bahan percobaan. Dan hingga sekarang, aku selalu kembali ke toko ini untuk membeli kebutuhan bunga-bungaku.
Namun aku tetap tidak puas hingga aku belum bisa menemukan pita dengan lebar yang kuinginkan. Tanpa sengaja aku melihat jajaran pita itu di depan toko alat jahit kecil di jalan Basuki Rahmat (anama jalan ini sudah kusebut dua kali, karena memang jalan ini adalah jalan paling ramai di Kota Tulungagung, ke mana pun akan selalu melewati jalan ini yang terletak di tengah kota. Akhirnya aku menemukan pita itu dengan berbagai warna, harganya sekitar 17.000 per gulung. Hingga pada saatnya, aku mendapatkan satu toko bernama Toko Gunung Jaya, yang lebih dekat dari tempat tinggalku menjualnya hanya denganharga 7.000 per gulung. Jaaauuhh lebih murah dan jumlah warna yang lebih banyak di sini. Begitu juga harga lem yang dipakai dengan glue gun. Hanya saja kelebihan Kancingku, mereka memiliki koleksi renda yang lebih baik dari dua lainnya.
Gunung Jaya merupakan pusat grosir alat jahit di Tulungagung, semua perlengkapan jahit tersedia di sini dan jualnya juga dengan grosiran, tidak bisa eceran bijian. di sini pula, mereka menyediakan mesin jahit, yang tidak ada di toko alat jahit lainnya. 
Nah... setidaknya ada empat toko alat jahit, Ultra, Sidodadi, Kangcingku dan Gunung Jaya, tempat aku membeli pita-pita cantikku.

Sampai di sini dulu, see you soon. 

1 komentar:

Pantai Sine, Aroma Laut di atas Tanah Gersang

21.29 Unknown 1 Comments

Oke, yang nulis pantai ini pasti sudah banyak bangetzzz ya.. akan mudah ditemukan di berbagai blog. Tidak hanya gambar-gambar tetapi juga penjelasannya di sana... bahkan juga ada yang bikin video perjalanan ke pantai ini. Apalagi gambar Pantai Sine mudah ditemui ketika pengunjung Tulungagung sudah akan masuk ke kawasan kota. Maklum Sine adalah salah satu ikon pariwisata alam di Tulungagung, selain puluhan wisata alam lainnya. Secara, Tulungagung kan letaknya di selatan Jawa bertemu langsung dengan Samudra Hindia dan bertetangga dengan Australia di sebrangnya hohohoho...
Pantai Sine ini terletak di Desa Kalibatur Kecamatan Kalidawir atau sekitar 35 km arah selatan Kota Tulungagung. Jalan yang dilalui sudah beraspal dan bagus, lancar jaya dan anti macet (ingat ketika aku pernah ke pantai di gunungkidul wonosari jogja itu selalu terjebak macet dengan mobil-mobil dan bus-bus yang bajibun sumpah panjang bangetzz menuhin isi jalan).  Pas aku ke situ sama suami naik motor lagi panas-panasnya musim kemarau. Dari arah kota kami ke timur dulu baru ke selatan (lengkap jalannya bisa ikuti GPS ya... soalnya aku bingung mau njelasin kwkwkwkwkw...tahu kan cara baca GPS?????). Meskipun kemarau, padi-padi di sini tetap hidup dengan baik warna hijaunya seperti hamparan permadani (yang sering naik kereta atau yang rumahnya di desa tahu kan indahnya hamparan padi indonesia.... rasanya syurga euyy!!). di belakang hamparan padi, maka ada gunung-gunung kecil berjejeran dari ujung mata melihat arah Timur ke Barat. Jika tersesat tanya aja dengan orang-orang sekitar, Insya Allah semuanya tahu ke mana arah Pantai Sine.
Daerah gersang dimana banyak pohon tertebang.
Pohon ikut meranggas karena kemarau panjang
Seperti Pantai di Gunung Kidul, pantai-pantai di Tulungagung juga terletak di balik gunung-gunung (mungkin maksudku pegunungan.... atau apa ya... tanah tinggi yang nampak kayak gunung dari kejauhan meskipun tidak setinggi gunung hmmm... ). Walaupun padi-padi itu baik-baik saja di musim kemarau, tapi tidak bagi pohon-pohon jati di pegunungan yang kami lewati. Daunnya hampir tidak ada, hanya pohon-pohon kering yang kerontang sekering tanah di bawahnya. Lebih mengenaskan lagi, terdapat beberapa lahan yang gundul. Sisa-sisa tebangan pohon terlihat sangat merana terpapar sinar matahari. Luaaaaaasssssssss... seperti berlembar-lembar permukaan gunung yang terlihat putih. Aku tidak mengerti, membayangkan, jika hutan-hutan di sini habis, apakah mempengaruhi berbagai tempat di jawa ini banjir. Hiks hiks... rasanya ikut merana dengan sisa-sisa tebangan pohon itu....
itu tuh... cekungan pantainya udah keliatan... lihat kan lihat kan!!
Waktu pun berlalu dan perjalanan kami memasuki episode baru.... Tanah-tanah kering telah kami tinggalkan. Terlihat lah hijau-hijau lagi..... meskipun tidak serimbun seperti perjalanan kami ke Sidem dan Popoh. Ketika hampir mendekati pantai, aku melihat hamparan pantai sine yang indah,,,,, birunya... luasnya... cekungannya... mataku berkerlap kerlip dan langsung menyuruh sayangku tercinta berhenti  untuk mengambil foto. Amboy anginnya... sejuk ... bau air laut sampai di sini,,,!!! kami melihatnya dari atas gunung...... hmmm... segarnya........ Upz! Oke!! Tidak boleh terlena di sini,,,, harus melihat secara langsung syurga itu. Selesai poto-poto langsung lanjut.....
suasana perkampungan nelayan yang berada di dekat pantai
mungkin ini TPI mungkin juga tidak. tapi di sini lo
 yang kuceritakan  tentang bangunan besar
Ternyata  oh ternyata.... Meskipun laut terasa dekat, di depan mata... perjalanan kami masih jauh dan belum nyampe-nyampe juga. Hingga pada akhirnya kami masuk ke perkampungan. Panas dan terik .... kami mengikuti arah jalan perkampungan ini. Sepi, tidak orang yang berlalu-lalang. Beberapa warung terbuka di bawah tenda biru. Tidak ada seorang yang kulihat seperti pembeli atau pengunjung yang beristirahat seperti tempat wisata lainnya. Hanya para penjualnya yang duduk-duduk berkumpul di satu titik meninggalkan warungnya. Kami pun berkeliling sebelum memutuskan untuk turun ke pantai. Perkampungan pesisir pantai ini tidak terlalu luas, hanya puluhan rumah yang berdekatan pada sayap timur. Adapun sisi Barat, tanahnya terbagi menjadi semacam rawa-rawa (mungkin tidak rawa seperti genangan air yang dipenuhi dengan pohon ganggang). Satu bangunan besar di utara pantai yang seharusnya digunakan menjadi TPI, tapi tidak ada aktivitas jual beli siang ini, hanya beberepa nelayan yang sedang membuat jaring. Ruangan terbuka yang luas itu diisi penuh dengan jaring-jaring dari ujung ke ujung. Ke utara lagi dari bangunan, terdapat lapangan luas yang tertutup rumput atau tanaman menjalar lainnya yang digunakan untuk menjemur jaring-jaring.

Setelah berputar sekali, kami mulai turun ke pantai. .....
itu gue .. hahaha... takjub melihat pantai dan luasnya langit..
Aku segera lari menyambut ombak .... aku lihat berkeliling... Sukoiiiii!!!!!! ...  laut biru membentang, pantai (tidak pasir putih tapi...) yang luas dan panjang... batuan cantik seperti tebing di sisi kanan jika kita menghadap ke pantai. Dan yang jelas TIDAK ADA SEORANG PUN selain aku yang berlarian. Sayangku hanya melihatku dari jauh dan ambil-ambil poto.... Oh Em Gi..... Its so  cantik............

Welcome to The Paradise!!!!

Jalan ke sana ke mari... berduaan... serasa pantainya tidak berujung...  kamu juga bisa memesan ikan panggang sambil makan menghadap pantai. ... privatnya adalah... serasa waktu itu tak berujung dan ruang tak terbatas untuk bertingkah dan melewati hari...
its my time....  wait for your time!!! 


Rasakan sendiri surganya ya.... #jangan lupa beli oleh ikan panggang segar... 
ikan-ikan di pantai selatan misalnya Tulungagung, sebagian besar diolah dulu dipanggang sebelum dijual, seperti ini manggangnya..




1 komentar:

Kembali ke Kota Tulungagung yang tidak mempunyai Mall,

21.08 Unknown 3 Comments

Boleh lah nggak punya mall tapi pantainya Coyyyyy bagus bangeettzz tebak pantai apa? betul111 Pantai Sine..

Kebutuhan kota ini disupplay dari toko-toko tradisional yang sebagian besar dimiliki oleh etnis Cina. Nama toko-tokonya tetap jawa, misalnya toko segala kebutuhan sehari-hari akan ditemukan di Toko Kaltim, toko ini seperti indomaret alfamart atau malah mall, tempatnya kecil tapi hampir segala barang kebutuhan rumah tangga ada di sini, seperti sampo, sabun, beras, jajanan anak-anak, pakaian dan lain2. Untuk kebutuhan peralatan rumah tangga, satu-satunya yang paling ramai dan dikenal di seluruh penjuru Tulungagunga adalah toko Waringin. Orang-orang membeli kebutuhan alat dapur di sini, meskipun ada satau toko yang lebih besar dan murah seperti Toko Sinar, namun Waringin tetap menjadi primadona. Ketiga, toko alat jahit, hanya ada satu toko grosir alat jahit, yakni Gunung Jaya semua para penjahir seantero Tulungagung akan ke sini, kecuali untuk hal-hal yang bersifat art sentuhan-sentuhan hiasan jahitan bajunya, maka akan disediakan oleh Toko Ultra dan Sidodadi. Nah.. Toko Sidodadi ini seperti cerita-cerita seram kuno cina bentuknya. Kecil muram semua bahan jualan dibiarkan numpuk bertumpuk tumpuk di dalam rak-rak dagangannya, tapi pengunjungnya alamaaakkk aku harus nunggu hampir satu jam untuk dilayani. Dan ketika sudah sampai pada giliranku, koleksi renda yang diperlihatkan padaku sudah seperti berabad-abad umurnya, seperti renda gaun pengantin abad pertengahan eropa... hohohoho.. #jauh amat. Pokoknya gitu, tapi tetep orang-orang akan merujuk ke Toko Sidodadi untuk kebutuhan hiasan jahitan baju anda. Khusus tentang toko alat jahit aku akan bikin tulisan khusus. Hohoho
Lagi tentang toko bumbu masakan dan tepung-tepung maupun kebutuhan membuat roti lainnya, kalau biasa benda-benda ini ditemukan hanya dalam dua larik gang di mall-mall, maka Toko Merah menatanya seperti rak-rak di toko Tongkat Sihir Harry Potter, dengan warna cokelat tua khas kayu-kayu, toko ini menata segala kebutuhan dapur, pernah suatu ketika aku minta suamiku untuk beli Maggy, iya Maggy bubuk kaldu ayam yang berbentuk kotak-kotak kecil itu. Dia berkeliling kota ini termasuk dua swalayan besar (maap.. “besar” ini hanya berlaku di Tulungagung, jauh dari besarnya Indogrosir) nggak nemu juga, akhirnya dia berkeliling di beberapa alfamart dan indomart, nggak nemu juga, ,,, tidak menyerah dia berkeliling di toko kelontong di beberapa kelurahan yang masih lingkup kecamatan kota, nggak nemu juga, yang ada adalah Magic. Dan aku bilang “no!” i need Maggy, karena bumbu masak itu tidak terlalu asin rasanya dibanding Masako atau Royco. Aku merasa sopku hanya berhasil menggunakan Maggy. Suamiku pun mengerti. Dia tanya ke orang-orang yang dia kenal untuk menemukan Maggy. Dan Abakadabra,,, Maggy ditemukan di Toko Merah yang terletak di jajaran toko di Pasar Wage, bersama dengan ratusan bumbu rempah dan bahan roti lainnya... hohohohoho...
Masalah sikat gigi, suamiku tidak pernah ke lain hati, dia menggunakan sikat gigi Formula yang tebal bulunya tanpa bulu halus di atasnya. Seperti biasa, untuk mempermudah belanja, kami malas jika harus putar-putar untuk belanja di beberapa toko secara terpisah, akhirnya swalayan tetap menjadi pilihan yang mudah efisien dan cepat. Setelah berkeliling membeli kebutuhan yang sudah ada, kami pun mencari sikat gigi... dari satu rak tinggi dari yang paling bawah hingga paling atas, dia tidak menemukan sikat giginya favoritnya. Formula tebal lembut tanpa ada bulu halus di atasnya, dan gagangnya juga lembut dari karet bukan dari plastik. Dia perhatikan satu per satu sikat, tidak ada yang dia suka. Dan setelah mengerutkan kening beberapa lama, eh dia ngacir keluar swalayan tanpa membawa bahan belanjaan yang sudah kami kumpulkan susah payah. “nggak ada sikat gigiku, malas belanja”. ,,Owh My God!!! He just Leave... anyway.. dia pun berkeliling mencari  sebagaimana dia mencari Maggyku.  Setelah mencoba di swalayan lainnya, Afamart, Indomart, toko kelontong,,,, tidak menemukan, hingga tanpa sengaja saat kami akan membeli beras, dia melihat deretan sikat gigi favoritnya utuh di Toko Kaltim!!! So.. Toko tradisional di sini still the best for our favorite thing hohohoho......

Toko apa lagi ya...  kayaknya ulasan toko sampai di sini dulu, tentang toko alat jahit tunggu di Laporan Khusus ya...

3 komentar:

Kota Kecil Berbioskop

20.45 Unknown 1 Comments

Aq mulai kembali menulis catatan harian ini. Sejak hampir setahun umur pernikahanku dan sepanjang itu juga aku mulai bertempat di Tulungagung. Kota kecil ini jauh dari bayanganku bahwa aku akan menetap di sini. Aku bahkan tidak pernah mendengar nama kota ini sebelumnya.
Seperti biasa, aku menulis ditemani oleh hujan. Sudah aku bilang berulang kali bahwa aku sangat menyukai hujan dengan segala kenangan manis buruknya. Hujan yang mempertemukan dengan takdirku satu demi satu. Hujan pula yang membawa aku hanyut hingga pada detik ini aku menulis kembali catatanku. #halah...
Sore yang indah di Tulungagung. Bagaimana cara aku mendiskripsikannya. Kota ini kecil. Sangat kecil dibanding dengan kota-kota lain yang pernah aku singgahi, mungkin karena aku juga hanya sedikit kota yang aku singgahi. Hanya butuh setengah jam untuk muter-muter kota sampai kamu kembali di titik yang sama, atau bahkan kamu hanya akan menemukan jalan yang sama setiap kali berputar. Seperti Iran, kota ini tidak menerima perusahaan freencise dari amerika. Tidak ada McD tidak ada KFC tidak ada Pizza tidak ada Mall seperti Matahari, tidak ada Carrefour, tidak ada Hypermart tidak ada IndoGrosir, tidak hanya mall.. satu pun! Kalo indomaret dan alfamart masih ada  lah... walaupun hanya di pusat-pusat kecamatan.
Tapi satu hal yang membuat surprise, di kota yang nggak ada mall ini, masih ada bioskop kecil. Namanya juga kecil, tidak sebesar 21 apa lagi XXI atau Eplaza dan bioskop Giant lainnya... yang kakimu bisa slonjor dan bergerak bebas saat nonton. Bioskop ini kecil tapi juga nggak kecil-kecil banget sehingga seram seperti bioskop zaman dahulu kala yang katanya sering di bawahnya ada tikus berkeliaran ketika kita asyik nonton film-film mesra.... #sssttt kita? Kamu kaleee. Upz... kembali ke bioskop.  Bioskop ini kecil tapi meskipun kecil film yang diputar tidak kalah populer dan cepat seperti yang ditayangkan di bioskop-bioskop.  Apa yang diputar di XXI juga dalam waktu yang sama juga sudah diputar di sini.... meskipun biasanya waktu pemutaran tidak terlalu lama, kecuali film-film yang benar2 sangat populer. Bioskop ini hanya diputar jika minimal penontonnya 5 orang. Dan jangan salah, mendapatkan lima orang agar bisa menonton film tidaklah mudah, kamu harus berdoa menyebut nama Tuhanmu ribuan kali agar doamu terkabul. Dan jangan lupa menyebut judul filmnya tepat di depan pintu gerbang bioskop. Apalagi jika ternyata film yang kamu sukai tidak sepopuler film yang diputar lainnya, sehingga membuatku harus patah hati saat berharap tamu yang datang nonton film yang sama dengan yang kamu tonton.
Ingat 5 penonton!! Film diputar 4 kali sehari di tiga studio. Tapi asyiknya jika penonton sedikit, kamu bisa memilih tempat duduk sendiri, dan serasa memiliki ruang bioskop pribadi... hahahahahaha #membayangkan dengan gagah nongkrong bawa popocorn di tangan kanan dan minuman di tangan kiri duduk nyaman nonton Intersteler. Iya, Intersteller... film ini yang sangat tenar di ujung dunia manapun, tidak laku di sini. Suamiku harus menunggu tiga orang lagi agar bisa menontonnya dan menunggu hampir dua jam menunggu pemutaran film selanjutnya. Hohohoho... tapi jangan salah, film yang sering laris di sini adalah Film Indonesia bergenre religious dan  action komedi. Selain itu juta film-film hollywood yang ke-hero2an gitu... jadi akan sulit nemu film drama bagus di sini, mending cari di Yifi. Yang jelas bioskop ini bersih. Bersih kog... tempat duduknya juga cukup nyaman.gambar dan suaranya juga oke.
Kenapa bioskop? Karena aku suka menonton film. Separah apa pun kota itu, jika ada bioskop sediki berkuranglah kegundahanku akan sepinya kota ini... hohohoho..

Lanjut lagi ke cerita lain tentang Tulungagung...

1 komentar: