Tidak Bisa Menjahit sih, tapi maunya Bikin Bunga dari Pita, Hunting Toko Alat Jahit

21.35 Unknown 1 Comments

Selama tiga bulan pertama di Tulungagung tanpa aktivitas benar-benar membuatku mati kutu. Film dan buku-buku sudah menjadi pelampiasan yang makin hari semakin membosankan. Jangan harap aku mendapatkan kumpulan drama-drama korea di sini, tiba-tiba aku kangen dengan sahabatku di Jogja yang dengan senang hati akan berbagi drama-dramanya yang bajibun, siap dilalap dalam dua minggu saat penat dari kuliah.  Begitu juga buku, owh iya tentang buku, bisa jadi satu bab ulasan buku lain lagi. Nah... setelah berbulan-bulan tanpa makna hidup yang jelas selain masak dan bersih-bersih kontraan kecilku, tiba-tiba bangun tidur aku mendapatkan ide untuk membuat bunga-bunga dari kain pita yang cantik.
Setelah melakukan riset melalui berbagai sumber di internet, aku mengumpulkan gambar-gambar bunga pita yang menurutku bagus dan sederhana. Kemudian akhir pekan aku sengaja ikut suami ke kantornya agar bisa mendapatkan aliran wifi lebih lancar dari pada di rumah yang hanya mengandalkan hapeku tercinta. Aku search berbagai macam tutorial membuat bunga dari pita,, dan hanya mendapatkan sedikit, tapi yang sedikit itu dicoba dulu lah. Gambar contoh dapat, tutorial sudah dapat dan kemudian eksekusi belanja dimana aku bisa mendapatkan bahan-bahannya. 
Karena aku tidak punya seseorang yang kutanyakan tentang toko-toko di Tulungagung, secara hidup di kontraan yang sebagian besar penghuninya juga pendatang, maka Google menjadi referensi setiaku. Untungnya banyak dari masyarakat Tulungagung yang rajin menulis ulasan tentang kotanya termasuk hal-hal seperti ini,,,,, #dan sekarang gantian aku mau nulis hohohoho...
Terdapat salah satu toko jahit tulungagung yang mempunyai website, yakni Toko Ultra. Aku bisa melihat beberapa koleksinya, meskipun nggak semua ditampilin di situ, tapi okelah, setidaknya aku tahu di mana yang aku tuju. Setelah berputar-putar menggunakan GPS #cieee ciee kayak mau nyari sarang teroris ajah.... , akhirnya kami menemukan toko ini dalam kondisi Tutup!! Upzzz... hari minggu toko ini non aktip. Owh ya aku lupa memberi catatan di ulasan tentang toko-toko di Tulungagung. Di hari minggu, sebagian besar toko akan tutup, yang terlihat di sepanjang jalan besar tengah kota (selain jalan Basuki Rahmat) akan terlihat sangat lengang, karena sebagian besar toko dan aktivitas perdagangan tidak ada. Berbeda dengan kota lain bukan, yang akhir pekan justru segala toko dan diskon-diskonnya akan memenuhi jalan raya.
Kita skip dulu tentang Toko Ultra.
Karena tutup, maka pencarian kami untuk toko jahit lainnya pun berlanjut. Salah satu yang paling banyak direkomendasikan adalah Toko Sidodadi. Toko ini terletak dekat dengan pusat kota, yang aku maksud pusat kota adalah alun-alun Tulungagung. Hmmm, ini juga bisa jadi sesi lain untuk tulisanku, tunggu ya.... upz.. lanjutin. Nah, toko Sidodadi ini buka sangat pagi untuk toko sejenisnya, kalau warung sayuran atau pasar panteslah buka jam 6 pagi atau paling telat jam 7, nah toko ini setengah 7 saja sudah buka dan bertahan hingga malam nanti. Waktu kami melihat pertama kali, ta terbayang bagaimana toko ini bisa menjadi toko paling populer dibanding Gunung Jaya maupun Ultra yang lebih modern dalam penataan maupun jumlah koleksi. Pagi itu, penjaganya mas-mas muda ganteng umur 16an mungkin sedang membersihkan permukaan rak-rak kaca. Pertama kali aku masuk tidak tahu harus kemana aku melihat, karena semuanya serasa penuh. Terdapat rak kaca yang biasanya untuk menyimpan koleksi bros seperti etalase. Tapi rak ini dipenuhi dengan nampan-nampan yang bertumpuk berisi beragam macam kancing. Nampan-nampan ini tertumpuk ta beraturan dari ujung depan hingga belakang toko. Dan aku tidak tahu mana yang bagus karena hampir semua nampak berdebu. Di atas rak ini, terdapat plastik putih menggantung yang berisi berbagai macam bunga kain kecil-keci, daun palsu, dan renda-renda. Karena plastiknya buram, jadi tidak nampak jelas apa isi di dalamnya, aku perlu waktu persekian detik. Tapi meskipun begitu hampir semua ada di sini, beragama koleksi lace dan renda dengan harga paling murah dan mahal ada di sini, kancing dan manik-manik. Sayangnya, koleksinya nampak kuno dan warnanya juga sangat ngejreng, aku selalu kesulitan dimana aku bisa mendapatkan yang kuinginkan. Seperti toko lainnya, pembeli harus menunggu untuk dilayani. Karena aku tidak paham isi toko ini, maka aku harus memberitahu apa yang aku butuhkan. Padahal, sebagian besar caraku belanja adalah melihat koleksi penjual dan memilih apa yang aku beli. Kalau soal kebutuhan apa, kadang aku tidak tahu apa kebutuhanku sampai aku melihat sesuatu dan kupikir bisa menjadi “sesuatu”. Dan aku pun galau ketika ditanya mau beli apa di toko ini.
Aku melihat manik-manik, dan aku bertanya manik-manik yang lebih indah dari ini, jawabannya tidak ada. Manik-manik yang aku lihat adalah yang biasa dipakai untuk tasbih, dan aku mencati manik-manik yang mirip dengan pearl. Mataku beredar di rak kayu yang terletak di belakang petugas yang melayaniku meminta agar menunjukkan beberapa koleksi rendanya, dan aku tidak bisa menjelaskan renda seperti apa yang kuinginkan, dan saat kulihat koleksinya aku tidak bisa melanjutkan pencarianku di sini. Pembeli yang lain masih sibuk memilih dan dilayani, masih ada pembeli lain yang juga segera dilayani petugas yang melayaniku. Aku putus asa dan hanya melihat putik bunga. Aku pun hanya membeli itu dan keluar. Owh ya, di salah satu sisi toko ini juga menjual perlengkapan kecantikan cukup lengkap. Hanya saja aku tidak terlalu suka riasan, jadi aku tidak melihat-lihat lebih jauh.
Kembali ke Toko Ultra, setelah menunggu beberapa hari akhirnya aku bisa mengunjungi toko ini. Penampilan toko ini sangat meyakinkan, dengan cat putih dan benda-benda tertata dengan rapi sehingga bisa dilihat oleh pembeli dengan mudah. Rak-rak diklasifikasikan dengan baik, dari kiri berisi beragam peniti, dan selanjutnya diisi oleh pita-pita dan punga-bunga kecil untuk hiasan pakaian, dan beragam warna kain flanel yang sudah dipotong seukuran 30 sentimeter. Kemudian rak-rak itu di sebelah kanan dari pintu masuk diisi oleh beragam jenis kancing dari yang biasa-biasa saja, berkilauan, bahkan yang dari kayu dan kain. Adapun rak di bawah kancing-kancing itu, diisi dengan beragam renda dan lace. Di atas rak, digantung beragam macam resleting dari beragam warna dan ukuran. Dari semua hal yang terlihat rapi dan indah itu, aku tidak menemukan ukuran pita yang kuharapkan. Pita yang kulihat di dalam tutorial adalah pita berukuran lebar 4 cm atau 5 cm, sedangka pita yang dijual paling besar hanya selebar 2,5 cm atau 1 inc. Dengan ukuran tersebut, aku tetap membeli dan menggunakannya untuk bahan percobaan. Dan hingga sekarang, aku selalu kembali ke toko ini untuk membeli kebutuhan bunga-bungaku.
Namun aku tetap tidak puas hingga aku belum bisa menemukan pita dengan lebar yang kuinginkan. Tanpa sengaja aku melihat jajaran pita itu di depan toko alat jahit kecil di jalan Basuki Rahmat (anama jalan ini sudah kusebut dua kali, karena memang jalan ini adalah jalan paling ramai di Kota Tulungagung, ke mana pun akan selalu melewati jalan ini yang terletak di tengah kota. Akhirnya aku menemukan pita itu dengan berbagai warna, harganya sekitar 17.000 per gulung. Hingga pada saatnya, aku mendapatkan satu toko bernama Toko Gunung Jaya, yang lebih dekat dari tempat tinggalku menjualnya hanya denganharga 7.000 per gulung. Jaaauuhh lebih murah dan jumlah warna yang lebih banyak di sini. Begitu juga harga lem yang dipakai dengan glue gun. Hanya saja kelebihan Kancingku, mereka memiliki koleksi renda yang lebih baik dari dua lainnya.
Gunung Jaya merupakan pusat grosir alat jahit di Tulungagung, semua perlengkapan jahit tersedia di sini dan jualnya juga dengan grosiran, tidak bisa eceran bijian. di sini pula, mereka menyediakan mesin jahit, yang tidak ada di toko alat jahit lainnya. 
Nah... setidaknya ada empat toko alat jahit, Ultra, Sidodadi, Kangcingku dan Gunung Jaya, tempat aku membeli pita-pita cantikku.

Sampai di sini dulu, see you soon. 

You Might Also Like

1 komentar: